Pelatih yang Terdepak dari ISC A, Dari Luciano, Jafri Sastra, Sampai Camargo

kabarin.co – Belum sampai separoh musim, saat Indonesia Soccer Championship (ISC) A baru memasuki pekan ke-13, sudah banyak pelatih tim tim kontestan yang tergusur dari kursinya, dengan berbagai alasan dari pihak manajemen tim.

Tak kurang delapan pelatih sudah berhenti di tengah jalan, rata-rata mereka tergusur karena dianggap tak mampu mengangkat performa tim. Redaksional atau alasan  penggusuran juga bermacam-macam .

Ada yang terang-terangan dipecat atau diberhentikan, ada yang diperhalus katanya dengan mengundurkan diri, serta ada pula yang diplomatis memakai istilah sepakat mengakhiri kerjasama.

Diantara delapan pelatih yang terdepak, empat diantaranya adalah pelatih asing. Empat lainnya adalah pelatih lokal. Daftar ini tentunya masih bisa bertambah panjang, karena klub-klub yang performanya kurang meyakinkan sejauh ini, sewaktu-waktu bisa menjatuhkan vonis kepada sang pelatihnya.

Berikut tujuh pelatih yang sudah terdepak dari ajang ISC A, seperti dirangkum Kabarin.co;

1. Luciano Leandro – PSM Makassar
Pria berpaspor Brasil tersebut menjadi pelatih pertama yang keluar dari timnya, setelah dia memutuskan untuk mengundurkan diri di ISC A, pada 19 Mei 2016. Langkah itu diambil setelah anak asuhannya takluk 1-0 dari Perseru Serui di pekan ketiga.
Luciano gagal menjawab tantangan manajemen Juku Eja, yang bahkan sejak laga pertama melawan Semen Padang sudah memberinya warning. Sempat diberi kesempatan kedua, namun di pekan ketiga, Luciano pun dibukakan pintu keluar.

hanson
Stefan Hansson

2. Stefan Hansson (Persela Lamongan)
Pada tanggal 24 Mei 2016, pelatih asal Swedia tersebut memutuskan untuk meletakkan jabatan sebagai pelatih Laskar Joko Tingkir. Keputusan ini diambil karena ia merasa gagal memberikan penampilan maksimal kepada tim yang diasuhnya.
Walau sempat diberi nafas tambahan oleh manajemen Persela, namun sepertinya Hansson tak berjodoh dengan Persela. Selama di tangannya, Choirul Huda mencatat hasil “sempurna”, karena semua laga dilalui dengan kekalahan.

Dejan Antonic
Dejan Antonic

3. Dejan Antonic (Persib Bandung)
Kekalahan telak 4-1 yang dialami Persib dari Bhayangkara Surabaya United, pada 11 Juni 2016 adalah pemicu yang membuat Dejan meletakkan jabatannya sebagai pelatih Maung Bandung. Pengumuman itu diucapkan langsung oleh Dejan saat jumpa pers setelah pertandingan.
Dia mengakui, sebelum laga sudah diultimatum oleh manajer Umuh Muchtar, jika kalah maka tugasnya berakhir. Namun saat mundur, Dejan sempat menyentil pendukung Persib, bahwa sulit bekerja dibawah tekanan publik yang hanya memikirkan timnya harus menang di setiap pertandingan.

Eduard Tjong
Eduard Tjong

4. Eduard Tjong (PS TNI)
Pelatih yang akrab disapa Edu itu mengambil keputusan mundur pada 22 Juni 2016. Hal tersebut dilakukannya karena merasa gagal membawa Legimin Raharjo dan kawan-kawan tampil bersinar di ISC A, dan tak pernah beranjak dari posisi bawah. Bersama Persela, PS TNI ganti-gantian mengisi posisi juru kunci.
Tapi untungnya Edu langsung dapat job baru yang tak kalah mentereng, karena dia kemudian diserahi tugas melatih Timnas U-19. Sementara, tugasnya di PS. TNI digantikan pelatih sebelumnya, Suharto AD. Salah satu minus Edu yang mencuat di PS TNI, dia dianggap tak mampu menjaga karakter permainan TNI seperti saat turnamen Piala Jenderal Sudirman.

Agus Setiyono
Agus Setiyono

5. Agus Setiono (Perseru Serui)
Manajemen Perseru memutuskan untuk menggeser tempat Agus dari pelatih Perseru menjadi arsitek Perseru U-21. Keputusan ini diambil karena Agus dirasa gagal membawa klub asal Serui berkembang, dan posisinya pun digantikan oleh Hanafi.
Padahal di tangan Agus, Perseru sebenarnya tak terlalu buruk, mereka cukup ditakuti lawan, khususnya dalam laga kandang mereka. Namun, hal itu tak cukup meyakinkan manajemen tim untuk tetap memakai jasanya.

Subangkit
Subangkit

6. Subangkit (Mitra Kukar)
Subangkit menjadi pelatih berikutnya yang tergusur di ISC A, sampai pekan ke-13. Ia memutuskan mengundurkan diri pada 1 Agustus 2016 karena tak mampu membawa Naga Mekes ke papan atas klasemen.
Padahal diawal kompetisi, Mitra Kukar cukup menakutkan, bahkan sampai mencatat rekor sebagai satu-satunya tim yang belum terkalahkan sampai pekan ke-6. Mitra Kukar pun konsisten di papan atas. Namun, setelah itu performa tim terus menurun, bahkan dalam tiga laga terakhir tak pernah menang.

Jafri Sastra
Jafri Sastra

7. Jafri Sastra (Persipura Jayapura)
Jafri Sastra pelatih terbaru yang terdepak dari kursinya, setelah Persipura memutus kontraknya Senin (1/8). Pemicunya hasil dua laga kandang terakhir, kalah dari Persib 0-2 dan imbang tanpa gol melawan Persiba Balikpapan.
Plus, kalah 2-0 dari tuan rumah Madura United di pekan ke-13, membuat vonis pun jatuh untuk Jafri. Ini membuktikan, bahwa melatih Persipura adalah tantangan yang tak ringan bagi pelatih manapun, dan ekspektasi tinggi dan fanatisme publik di Papua adalah hal lain yang harus dihadapi pelatih disana.

Paulo Camargo
Paulo Camargo

8. Paulo Camargo (Persija)
Awal bulan Agustus ternyata menjadi waktu yang trend bagi pelatih memutuskan mundur. Setelah Subangkit dan Jafri Sastra keluar dari tim, Selasa (2/8) Camargo juga hengkang dari Persija. Jan Saragih yang sebelumnya menjabat sebagai asisten pelatih kini ditunjuk manajemen Persija sebagai caretaker.
Mundurnya Camargo dari tim ibukota, tak terlepas dari buruknya kinerja Persija dalam tujuh laga terakhir. tepatnya sejak mereka dinyatakan kalah 0-3 dari Sriwijaya FC gaara-gara kericuhan penonton di Stadion GBK. Sejak itu, Persija hanya meraih satu angka dari tujuh laga. Terakhir, Persija menyerah 1-2 dari tuan rumah Bhayangkara Surabaya United di pekan ke-13. Dan, kini Persija menduduki peringkat ke-16 klasemen sementara ISC A. (RMO)

Baca Juga
Langsung Diciduk Mitra Kukar, Jafri Sastra Hanya Beberapa Jam jadi “Penganggur”
Tidak Pakai Istilah Pecat, Persipura dan Jafri Sastra Sepakat Akhiri Kerjasama
PEFI 2016: Kalah Pengalaman, Tim Futsal PON Sumbar Dikalahkan Sahabat Noah