Pembubaran Kebaktian di Bandung: Islam (Wahabi) vs Kristen (Reform)

Daerah6 Views

kabarin.co – Bandung, Insiden pembubaran Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) di Bandung, Selasa kemarin sungguh memprihatinkan di tengah umat Islam mendapat apresiasi sebagai rahmatan lil alamin, pasca aksi 212. Kelompok yang menamakan Pembela Ahlu Sunnah (PAS), sungguh tengah merobek rajutan umat Islam yang tengah bersatu dengan elemen bangsa lain.

Kebaktian di tempat umum atau pelaksanaan ibadah di tempat umum adalah hal biasa. Selama kelengkapan prosedur administrasi sudah dipenuhi. Menghentikan pelaksanaan ibadah adalah bukan cara-cara Islam yang ramah.

Memang, kelompok yang berada di bawah pendeta Stephen Tong ini adalah kelompok kristen progresif, yang juga sering membidahkan kelompok kristen lainnya. Boleh dikatakan kelompok ini adalah salah satu kelompok kristen garis keras (puritan) atau kristen reform, yang cara berdakwahnya ingin selalu menonjol, menganggap kelompok kristennyalah yang paling murni/benar. Kelompok ini yang juga dianut oleh James Riyadi, pemilik Lippo Grup.

Begitu juga kelompok PAS Bandung ini, cuma mendompleng nama Ahlus Sunnah. Sesungguhnya kelompok ini puritan yang bertentangan dengan Ahlus Sunnah yang selama ini dikenal sebagai pengikut ajaran Asy’ari (Imam Syafii). PAS adalah kelompok wahabi yang merasa paling benar sendiri.

Terlepas dari dua kelompok baik Islam puritan macam PAS ini, maupun Kristen puritan macam reform, yang patut disesalkan adalah polisi dan pemerintah daerah setempat. Polisi seharusnya, tidak  memberi kesempatan kelompok PAS ini masuk ke dalam acara tersebut. Polisi seolah memberi “peluru” kepada kelompok intoleran ini.

Polisi, sepertinya punya standar ganda. Walau tanpa bukti yang jelas, menangkapi aktivis-aktivis dengan tuduhan makar. Sedangkan kelompok macam PAS ini yang benar-benar bergerak menurut keinginan kelompoknya diberi “angin”. Kalau kelompok-kelompok seperti ini dibiarkan, mereka akan merajalela, seolah mendapat beking dari aparat penegak hukum. (indonesiapolicy.com)

Baca Juga:

Poso, Antara Konflik Rasial, Agama dan Terorisme

Lucky Hakim: Perdamaian Antar Sesama Umat Beragama Harus Tetap Terjaga

Sejak Ahok Menghina Al Quran, Penghinaan Agama Semakin Marak di Media Sosial