Pengusaha Keluhkan Penurunan Produksi Cabai

kabarin.co – Kediri, Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) mengungkapkan jika adanya perubahan cuaca dengan tingginya curah hujan berdampak serius pada turunnya produktivitas tanaman cabai besar.

“Perubahan cuaca menurunkan produktivitas cabai besar. Di Kediri ini masih baru tanam, sehingga banyak tanaman layu hingga akhirnya disulam diganti dengan yang baru,” kata Sekretaris AACI Korwil Jawa Timur, Mujio di Kediri, Jawa Timur, Senin (17/10).

Selain menurunkan produktivitas tanaman, Mujio juga menyebut tingginya curah hujan ini juga menimbulkan hama penyakit. Tingginya curah hujan membuat cuaca menjadi dingin, sehingga memicu munculnya jamur yang memengaruhi tanaman.

Ia juga menyebut, saat ini di Jatim tanaman cabai besar yang masih panen tidak kurang dari 800 hektare (ha) per bulan, padahal total panen bisa mencapai 1.400 ha per bulan. Kondisi itu dimungkinkan juga memengaruhi harga cabai besar.

Di pasar, harga cabai bisa mencapai Rp 32 ribu hingga Rp35 ribu per kilogram, padahal normalnya sekitar Rp20 ribu per kilogram. Pihaknya memprediksi, produktivitas akan relatif normal lagi sekitar November-Desember. Di bulan itu, tanaman sudah mulai panen, mengingat saat ini tanaman cabai sudah mulai ditanam lagi.

“Yang tanaman sulaman saat ini belum saatnya panen. Nanti sekitar November-Desember, panen cabai besar. Kalau sekarang, karena belum didukung tanaman baru, harganya sesuai dengan hukum pasar,” ujarnya.

Terkait dengan tanaman cabai kecil, ia mengatakan saat ini justru relatif lebih stabil ketimbang cabai besar. Harga cabai kecil pun juga relatif normal.

Sebenarnya, kata di, saat ini belum waktunya tanam cabai. Seharusnya, tanaman baru diawali sekitar November-Desember, namun di Oktober ini sebagian petani sudah mulai tanam cabai. Salah satu faktornya, karena hujan yang sudah turun.

“Biasanya Agustus itu puncak kemarau, tapi ternyata ada hujan. Ini membuat sejumlah daerah maju dalam tanam cabainya,” paparnya.

Walaupun cuaca ini bisa memengaruhi produktivitas tanaman cabai, Mujio menyebut kerugian bisa diantisipasi sejak mulai tanam, di antaranya mengurangi unsur N (Nitrogen), bahkan meniadakannya. Pemupukan justru diutamakan yang mengandung unsur Fosfor (P) serta Kalium (K).

“Selain itu, drainase juga diperhatikan. ‘Galangan/bedengan’ bisa ditinggikan, namun jika sudah ada tanaman ya tidak mungkin,” jelasnya. (epr/rep)

Baca Juga:

Harga Cabe,Tomat dan Kebutuhan Pokok Lainnya Merangkak Naik

Diguyur Hujan, Harga Cabai Merah Keriting Tembus Rp 60 Ribu/Kg