Perkuat Peran Bundo Kanduang di Ranah Minang, Dinas Kebudayaan Gelar Bimtek

Berita3 Views

Kabarin.co, Padang–Bundo Kanduang di Ranah Minang harus berperan sentral dalam melestarikan adat budaya Minangkabau. Untuk itu peran Bundo Kanduang itu sendiri harus diperkuat.

 

Menyikapi hal itu, Dinas Kebudayaan Sumbar menggelar Bimtek Peningkatan Kapsitas Bundo Kanduang.

Kegiatan itu dilaksanakan selama dua hari Rabu dan Kamis atau 29-30 Juni 2022.

Bimtek diikuti 120 orang Bundo Kanduang yang berasal dari organisasi bundo kanduang di kabupaten kota si Sumbar termasuk dari luar provinsi (Rantau) seperti
Jambi, Sumatera Utara, Bengkulu, Lampung, Jakarta dan lainnya.

Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Syaifullah yang membuka kegiatan itu mengatakan, bimtek tersebut diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih untuk para Bundo Kanduang, terutama dalam mewariskan kepada generasi muda betapa pentingnya peran Bundo Kanduang dalam melestarikan dan menjaga adat dan budaya Minangkabau.

Menurutnya peran perempuan atau Bundo Kanduang Minangkabau sebagai tonggal pelestarian dan pengembangan adat budaya Minangkabau berbasis ABS SBK tidaklah mudah.
“Dengan kegiatan yang dilakukan tersebut diharapkan semakin memperkuat peran perempuan di Ranah Minang,” ujar Syaifullah.

Sementara itu, Bundo Kanduang Puti Reno Raudha Thaib mengatakan, sebagai tonggak pelestarian adat dan budaya, perempuan terlebih dulu harus lebiu mendidik dan memahami dirinya sendiri memahami agama Islam dan adat istiadat.

“Pendidikan Islam dan adat budaya Minangkabau harus berjalan serentak, melibatkan Bundo Kanduang dan ninik mamak serta kemenakan,” ujarnya.

Untuk itu perempuan juga harus jadi motor penggerak dalam mendidik dan membina anak kemenakan dalam keluarga, kaum dan masyarakat.

“Perempuan juga harus menjaga citranya sebagai perempuan yang beradat dan beragama,” tuturnya.

Katanya, seorang Bundo Kanduang harus paham bahwa perempuan, menjadi orang pertama yang aktif dan berinisiatif ke arah yang benar dalam pendidikan dan pembinaan anak kemenakannya. Menekankan kepada diri sendiri bahwa perempuan menjadi motor penggerak dalam mendidik dan membina anak kemenakan dalam keluarga, kaumnya, nagarinya dan masyarakatnya.

“Perempuan harus menjaga citranya sebagai perempuan yang beradat dan beragama,” katanya

Lebih lanjut, ia mengatakan sebagai perempuan harus mampu menjadi panutan, rujukan roll model bagi anak kemenakan dan semua orang Minangkabau yang di ranah maupun di rantau, kini maupun yang akan datang.

Ia menegaskan bahwa perempuan Minangkabau harus dari sekarang memulai langkah-langkah yang jelas, berani dan positif.

“Perempuan Minangkabau harus secara sadar melihat tatanan adat dan budaya Minangkabau dengan kacamata Minangkabau, bukan dengan teori-teori  atau patron yang datang dari luar adat dan budayanya dan dari luar ajaran agama islam yang dianutnya,” jelasnya.

Tambahnya, perempuan harus dapat melihat nilai-nilai adat, budaya dan ajaran agamanya secara benar kemudian menjalankannya mulai dari dirinya sendiri, keluarga batihnya, seterusnya keluarga kaum dan masyarakatnya.

Tidak hanya itu, perempuan Minangkabau juga harus meninggalkan kebiasaan-kebiasaan konsumtif dan menggantinya dengan kerja keras dan efisien. Pandai menyaring dan menapis pemikiran-pemikiran asing yang masuk melalui berbagai saluran dan media.

Ia berharap bimtek  dapat memberi pemahaman yang lebih terhadap peserta dan mengaplikasikan ilmu ke tengah masyarakat.(*)