Pertemuan Pertama Ridwan Kamil dan Heru Budi Membahas Persoalan Banjir yang Sering Melanda Jakarta

Berita7 Views

Kabarin.co – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menemui Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di Balai Kota Jakarta pada Selasa (20/12/2022) sore.

Pertemuan keduanya berlangsung tepat satu jam, sejak pukul 14.50 WIB hingga 15.50 WIB.

Kepada pewarta usai pertemuan, Ridwan Kamil mengatakan bahwa kunjungannya ini adalah untuk mengucapkan selamat secara langsung kepada Heru atas jabatan barunya sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta.

“Kedatangan saya ada dua hal. (Pertama), menghaturkan selamat secara pribadi. Sebab, secara lisan sudah, tapi bertemu baru sekarang,” ujar pria yang akrab disapa Kang Emil itu.

“(Kedua), mendoakan Pak Heru agar bisa melaksanakan tugas dengan baik, membawa Jakarta lebih baik, dan lancar utamanya,” lanjut dia.

Selain itu, Emil dan Heru juga membahas sejumlah permasalahan di Jakarta dan Jawa Barat. Sebagai pemimpin dua provinsi yang bertetangga, Emil dan Heru mengakui perlu melakukan sinkronisasi kebijakan.

“Ada permasalahan di perbatasan yang tadi kami sinkronisasi,” ujar Emil.

Emil menekankan, Pemprov Jawa Barat berkomitmen menjalin komunikasi yang baik dengan Pemprov DKI Jakarta.

“Saya kira apa yang terjadi di Jakarta tidak terlepas dari wilayah sekililingnya, penyangga Jakarta,” kata dia.

Koordinasi penanganan banjir

Selama satu jam, Emil dan Heru lebih banyak membahas persoalan penanganan banjir di Jakarta yang terdampak dari Jawa Barat.

Heru menyebutkan, mereka membahas berbagai upaya penanganan banjir, mulai dari Bendungan Jatiluhur, Kalimalang, hingga Cisadane.

“Bahas kerja sama (pengendalian banjir). Di Ciliwung, Kalimalang, Jatiluhur, sudah. Macam-macam, yang dibahas bukan itu saja,” sebut Heru.

Beberapa upaya yang dilakukan, lanjut Heru, berupa pengendalian debit air hingga pembangunan turap.

“Termasuk (pengendalian debit air). Juga iya (sarana turap, dan lainnya),” lanjut Heru.

Bantuan dana hibah dari Pemprov DKI

Sementara itu, Emil mengungkapkan, dalam upaya pengendalian banjir, Pemprov DKI Jakarta juga memberi bantuan dana hibah ke Jawa Barat.

“Contoh, urusan banjir Jakarta, kan sebagian airnya dari Jawa Barat, sehingga ada dukungan dari APBD DKI untuk Depok, Bogor, dan Bekasi yang menjadi sumber aliran air itu,” ungkap Emil.

Dana itu ditaksir Emil mencapai ratusan miliar rupiah yang dialirkan kepada Pemerintah Kota Depok dan Pemerintah Kota Bekasi.

“Saya enggak terlalu hafal (nominalnya), tapi lumayan, ratusan milyar (rupiah) mah ada, detailnya saya enggak hafal karena langsungnya bukan lewat gubernur, jadi langsung ke Wali Kota Depok atau ke Wali Kota Bekasi,” ujar Emil.

Masih kata Emil, dana tersebut kemudian dibelanjakan untuk merevitalisasi danau-danau di daerah hulu guna meningkatkan daya tampung air.

Tujuannya guna mengendalikan banjir Jakarta yang bersumber dari hulu.

“Itu untuk dibelanjakan memperbaiki danau dan sebagainya, sehingga ke Jakarta lebih amanlah (dari banjir), kira-kira begitu,” kata Emil.

Mengapresiasi bantuan dana tersebut, Emil menuturkan bahwa bantuan itu merupakan bagian dari aksi saling bantu antarwilayah.

“Jadi ini bukan soal uang, tapi kan NKRI ini dikelola dengan saling membantu, saling membutuhkan kan. Wajar kalau ada kesepahaman, agar hidup berdampingan ini menjadi maslahat, menjadi kebaikan,” tutur Emil.

“Kami mengucapkan terima kasih dan ada bantuan keuangan dari DKI kepada Depok dan kepada Bogor untuk mengatasi permasalahan air,” imbuh Emil.

Saling bantu Jakarta-Jawa Barat

Terkait bantuan dana itu, Emil menuturkan bahwa tidak hanya Jawa Barat yang membutuhkan DKI.

Jakarta juga selama ini telah membutuhkan daerah penyangga untuk mengatasi beberapa hal. Salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan air minum dari Jawa Barat.

“Saya kasih tahu ya, dari mana orang Jakarta minum air? Airnya dari Jawa Barat yang dikumpulkan di sebuah bendungan yang namanya Jatiluhur,” kata Emil dengan santai.

Selain itu, Emil menyebutkan bahwa Jakarta juga bergantung pada tempat pembuangan akhir sampah di Bantar Gebang, Kota Bekasi.

“Yang kedua, di mana 10 juta orang DKI ini buang sampah? Ke Bantar Gebang. Di mana? Di Bekasi, Jawa Barat,” sebut Emil.

Selain itu, Emil dan Heru juga membahas persoalan kependudukan di antara kedua wilayah.

“Lalu, soal kependudukan. Ada penduduk Bodebek yang KTP Jabar, tapi tinggal di DKI. Saya kan harus mengecek apakah baik-baik saja atau gimana. Saya kira dan banyak kami bicarakan di dalam tadi. Saya kira itu,” ungkap Emil.(pp)