Rusia dan Turki Sepakat Jadikan ISIS Musuh Bersama

kabarin.co, Ankara – Turki mengajukan kerjasama dengan Rusia untuk memerangi Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah.

Diperkirakan, Turki akan membuka pangkalan udara Incirlik untuk Rusia, seperti dilaporkan Reuters, Senin (4/7/2016)

Kerja sama itu menjadi awal pemulihan ikatan keduanya yang rusak akibat penembakan pesawat Rusia oleh Turki pada 2015.

Presiden Rusia Vlatidimir Putin menawarkan perekatan kembali hubungan setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan permohonan maaf dan belasungkawa atas kecelakaan pesawat itu.

Pesawat tempur Rusia ditembak jatuh di dekat garis depan pertempuran di Suriah dan menewaskan pilotnya. Moskwa memutus seluruh hubungan ekonomi dan melarang warganya melancong ke loka wisata di Turki.

“Kami akan bekerjasama dengan semua yang memerangi ISIS,” kata Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu dalam wawancara di kantor siaran nasional TRT Haber, Minggu (3/7/2016).

“Kami melakukan itu beberapa waktu dan membuka pangkalan udara Incirlik bagi yang ingin bergabung dalam pertempuran melawan IS,” kata Cavusoglu.

“Mengapa tidak bekerjasama dengan Rusia juga dalam hal itu? ISIS merupakan musuh bersama kami, dan kami perlu untuk memerangi musuh ini,” katanya.

Dalam fase pemulihan kembali hubungan mereka, Turki dan Rusia menganggap ISIS sebagai ancaman.

Namun, Turki dan Rusia menjadi pihak berlawanan dalam perang Suriah, memicu pertanyaan terkait keberlangsungan penggunaan Incirlik oleh Rusia.

Ankara di bawah Erdogan telah menjadi salah satu musuh Presiden Suriah, Bashar al-Assad, yang didukung oleh Rusia dan Iran.

Sejumlah sekutu Turki di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) kemungkinan juga telah bersiaga terkait penggunaan pangkalan itu oleh Rusia.

Incirlik terletak delapan kilometer utara dari Adana, kota di dekat perbatasan Suriah. (kom)