Stabilitas Harga Bahan Pokok Harus Terjaga Jelang Idul Fitri 

KabarinAja711 Views

PADANG,-Komisi II DPRD Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengingatkan, stabilitas harga bahan pokok jelang hari Raya Idul Fitri tetap terjaga, “jangan seperti awal Ramadan” dimana harga bahan pokok naik signifikan. Hal tersebut diungkapkan saat Komisi II DPRD Sumbar melaksanakan rapat koordinasi dengan sejumlah OPD mitra kerja serta Bulog, Senin (18/3).

Ketua Komisi II DPRD Sumbar Mochklasin saat memimpin rapat mengatakan, kenaikan harga bahan pokok untuk kosumsi sehari-hari selalu naik pada awal Ramadan, meskipun tidak terjadi bencana alam atau pemicu lainnya. Mari rapatkan barisan sesuai tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) agar masyarakat tidak terbebani dengan lonjakan harga.

” Pemerintah harus ada ditengah-tengah masyarakat disaat kondisi yang sulit, berikanlah solusi jitu agar persoalan sosial itu selesai,” katanya.

 

Dia mengatakan terkait mengatisipasi kenaikan harga pemerintah daerah sebenarnya ada kemampuan untuk melakukannya. Langkah awal pastikan ketersediaan stok pangan pemerintah aman, selanjutnya benahi pola penyaluran.

Jadi peran Dinas Pangan hingga Dinas Dinas Perindustrian dan Perdagangan sangat dibutuhkan saat kenaikan harga, jika stok tidak memadai maka Bulog juga bisa mengatisipasi untuk menstabilkan harga.

Dia menyebutkan, harga cabe pada awal Ramadan mencapai Rp 120 ribu bahkan harga beras juga naik hingga 10 persen. Ketika produksi cabe dalam daerah turun, maka dinas lah yang mencari solusi untuk memenuhi kebutuhan daerah. Sebenarnya arah penanganan persoalan harga telah menemui titik terang, tinggal bagaimana pola pola antisipasinya.

” Stabilitas harga harus terjaga hingga hari raya Idul Fitri, maka dari itu, kita akan melakukan rapat koordinasi kembali jelang momen tersebut,” katanya.

Sementara itu Asisten II Setdaprov Sumbar Arry Yuswandi,mengatakan berdasarkan Panel Harga Badan Pangan Nasional, saat ini ada dua komoditas yakni beras dan cabai yang mengalami lonjakan harga di Sumbar.

Menurutnya kenaikan harga terjadi akibat naiknya permintaan dari pedagang. Sebab, sentra hortikultura di kabupaten/kota di Sumbar terimbas oleh erupsi Gunung Marapi di antaranya Kota Padang Panjang dan Kabupaten Tanah Datar.

“Wilayah pertanian di sekitar Gunung Marapi terimbas, sehingga menyebabkan tingkat produksi pangan Sumbar menjadi turun, karena ada beberapa daerah yang gagal panen. Pasokan dari Kabupaten Solok juga terbatas karena musim hujan dalam beberapa waktu terakhir, sementara permintaan tetap tinggi terlebih menjelang Ramadhan,” ujarnya.