Suara Massa Tolak Kebijakan Ahok Semakin Meluas dan Keras Gaungnya

kabarin.co Jakarta – Suara massa tolak kebijakan Ahok seolah tak pernah berhenti. Sejak Ahok atau Basuki Tjahja Purnama menjabat gubernur DKI Jakarta, tak sedikit kelompok pengunjuk rasa menolak kepemimpinan mantan bupati Belitung Timur itu.

Sederetan protes mereka sampaikan untuk Ahok. Mulai dari cara kerjanya yang dinilai tak pro rakyat kecil hingga gaya kepemimpinannya yang arogan.

Pendemo juga mempertanyakan dugaan keterlibatan Ahok dalam sejumlah kasus korupsi, seperti pengadaan UPS, pembelian lahan RS Sumber Waras, hingga perizinan proyek reklamasi. Dalam orasinya, pendemo sering menuntut keseriusan KPK menangani sejumlah kasus yang diduga melibatkan Ahok. Bahkan mereka berulang kali menuntut Ahok dilengserkan.

Selain FPI, kelompok Forum Betawi Rempug juga pernah mendemo Ahok. Ahok dianggap tak beretika dan sering mengeluarkan pernyataan provokatif dan bersikap arogan. “Ocehan Ahok tidak produktif, hanya memprovokasi,” ujar Ketua Satuan Relawan Bencana Betawi Forum Betawi Rempug, Sani Airsan.

Ratusan warga Luar Batang yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Jakarta Utara (AMJU) di Balai Kota DKI Jakarta, juga pernah mendemo Ahok pada 3 Mei lalu. Mereka terlihat membentangkan bendera putih berlambang masjid bertuliskan Laskar Warga Luar Batang sambil kompak berteriak-teriak, “Turunkan Ahok! Kami sudah susah, tambah susah! Bapak saya nelayan malah disusah-susahin,” di depan pagar Balai Kota, Selasa (3/5).

Mereka juga protes dengan penggusuran di beberapa kawasan, seperti Kalijodo, Kampung Pulo, dan yang terbaru Pasar Ikan. Penertiban kawasan itu dinilai mereka tak manusiawi karena melibatkan unsur TNI-Polri, sehingga berpotensi terjadi pelanggaran HAM.

April lalu, FPI kembali mendemo Ahok. Dalam orasinya, Habib Muhammad Rizieq mengatakan Ahok merupakan pemimpin yang psikopat.

“Semua sikap Ahok itu psikopat, sehingga harus segera diperiksa oleh dokter ahli kejiwaan,” kata Rizieq di depan Gedung KPK, Senin (4/4).

Bukan saja ormas berbasis agama yang kerap melontarkan penolakan terhadap kebijakan gubernur yang satu ini, demo Jum’at kemarin (20/5) juga diikuti oleh berbagai elemen masyarakat.

Massa yang tergabung AMJU (Aliansi Masyarakat Jakarta Utara), termasuk KAHMI Jakut, DPD KNPI, GASPERINDO, KOMJU, HUMANIKA, FPI, BRN Jakarta, Nelayan Kalibaru, Korban Gusuran Pasar Ikan, Permata, DMI Jakut, Korban Priok 84, Muhammadiyah, FMLDPI, AMPB, AL IKHWAN, PERSIS, HIMMATA, dan FBR pimpinan Hade (Korwil FBR Jakarta Utara).

Kemudian pada Jumat (20/5) kemarin, tiga kelompok massa mendemo Ahok. Kelompok massa AMJU mendemo Ahok di Balai Kota dan dua kelompok massa lainnya mendemo Ahok di depan Gedung KPK.

Bahkan demo di Gedung KPK berakhir ricuh. Pendemo terlibat bentrok dengan personel kepolisian yang berjaga.

Massa sempat memukuli petugas dengan kayu bendera. Sempat pula massa melempari petugas dengan batu. Kasat Sabhara Polres Jakarta Selatan, AKBP Burhan, mengatakan setelah massa berhamburan ditemukan empat anak panas dan tongkat besi. Akibat bentrokan itu pula, polisi yang berjaga mengalami luka.

“Untuk polisi yang terluka ada tapi belum dipastikan jumlahnya,” katanya saat ditemui di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (20/5).

Demo Jum’at (20/5), Polisi Tutup Jalan Protokol 

Aksi demonstrasi di depan Gedung KPK, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, ricuh. Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan pendemo.

Awalnya, aksi demonstrasi massa yang menuntut penuntasan kasus BLBI di depan Gedung KPK, Jumat (20/5/2016) berlangsung tertib. Lalu, sekitar pukul 15.00 WIB, datang massa lain. Massa yang baru datang ini tadinya berdemonstrasi di depan Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan.

Massa yang baru datang ini punya tuntutan berbeda. Mereka menuntut KPK menetapkan Ahok jadi tersangka.

Entah bagaimana awalnya, kemudian aksi demonstrasi menjadi ricuh. Massa melemparkan bendera, beserta tongkatnya, ke dalam gedung KPK. Beberapa petugas polisi yang menjaga gedung terlihat terkena lemparan.

Polisi lalu merespons dengan menembakkan air dari mobil Water Cannon yang sudah sejak pagi terparkir di KPK. Selesai ditembak air, massa malah tambah beringas. Batu dan berbagai benda yang ada di jalan dilempar ke arah polisi.

Gas air mata pun ditembakkan. Dor! Dor! Dor! Massa lari berhamburan menghindari gas air mata. Namun, mereka tak menyerah, tetap melakukan perlawan dengan melempar berbagai barang.

Akibat kericuhan ini, lalin di Jl Rasuna Said, di dua arah ditutup total oleh polisi. Anda yang hendak melintas menuju Menteng ataupun sebaliknya disarankan mencari jalur alternatif.

Tak cuma polisi yang terluka, kejadian selama beberapa saat itu juga sempat membuat sejumlah massa pingsan. “Tadi ada yang pingsan kena gas air mata,” pungkasnya. (mfs)