Namun, menurut Kementerian Perindustrian, nilai riil investasi tersebut hanya sekitar USD200 juta, jauh lebih kecil dari nilai yang diajukan Apple.
“Berdasarkan assessment teknokratis kami, nilai investasi pabrik AirTag di Batam hanya USD200 juta,” jelas Febri Hendri Antoni Arif, juru bicara Kemenperin.
Pabrik tersebut diperkirakan dapat memenuhi sekitar 60% kebutuhan AirTag global dan mempekerjakan sekitar 2.000 orang.
Capex dan Perhitungan Investasi Apple di Batam
Perhitungan teknokratis Kemenperin menunjukkan bahwa proyeksi nilai ekspor dan biaya pembelian bahan baku tidak bisa dimasukkan dalam capital expenditure (capex) investasi.
Nilai investasi diukur hanya dari capex, yang meliputi pembelian lahan, bangunan, dan mesin/teknologi produksi.
Meskipun Apple memasukkan nilai ekspor dan pembelian bahan baku dalam perhitungan investasi, hal ini memberikan gambaran yang melambungkan angka investasi hingga USD1 miliar.
Namun, realitanya nilai investasi tersebut hanya USD200 juta. (***)