Trump Jadi Presiden, Pendukung Clinton Banyak Alami Gangguan Mental

kabarin.co, WASHINGTON-Pemilu di Amerika 2017 telah meningkatkan lonjakan stres di kalangan masyarakat Amerika. Strephen Stosny yang membuka praktek di pinggiran kota Washington dan mengaku memilih Clinton mengatakan lonjakan terkait pemilu telah terjadi sejak April lalu.

Strosny menciptakan istilah Election Stress Disorder yang artinya atau gangguan jiwa akibat pemilu. Gejala gangguan jiwa semacam ini terlihat dari rasa cemas berlebihan, tidak fokus, rasa takut berlebihan dan timbulnya kebencian.

Kasus seperti itu, kata Strosny telah dihadapinya sejak hari buruh, ketika musim kampanye semakin intens. Bahkan empat orang pasiennya meminta pertemuan mendadak setelah pilpres digelar.

Rivalitas dan pertarungan Trump dan Clinton memang sangat menegangkan. Strosny menilai, kampanye kedua kandidat berkontribusi besar atas stres yang dialami warga AS saat ini.

“Saya berani bertaruh, konsumsi alkohol dan pelanggaran mengemudi telah meningkat selama sepekan ini,” ujar Strosny yang menyebut pasiennya berasal dari kedua kubu pendukung.

Efek kemenangan Donald Trump dalam pilpres AS kali ini memang terasa berdampak kepada kejiwaan warga AS. Selain timbulnya barisan ‘sakit hati’ karena Hillary keok juga menimbulkan gelombang protes hampir di seluruh daratan negara itu.

Para ahli jiwa berpendapat untuk meringankan beban jiwa ketika jagoannya tidak terpilih ada baiknya para pemilih yang kecewa itu melakukan kegiatan-kegiatan positif sehingga dapat meringankan sedikit gangguan mentalnya.

Kolumnis Majalah Psychology Today, Alice Boyes, menulis ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh para pendukung calon presiden yang kalah. Yang pertama adalah dengan melakukan sesuatu hal yang produktif.

Membongkar pipa ledeng yang mampet, membersihkan kulkas, melakukan perawatan diri seperti manikur atau pedikur dan menjauhi media sosial dianggap cara yang dapat dilakukan oleh mereka yang kecewa terhadap hasil pilpres Amerika Serikat kali ini.

Daripada tambah stres dengan melihat para pendukung Trump yang menggelar perayaan di berbagai tempat atau mengamuk seperti yang ditunjukkan banyak pendukung Hillary Clinton dengan turun ke jalan, memprotes penuh amarah atau mengekspresikannya dengan caci maki di media sosial. (mfs)

Baca juga:

Vladimir Putin Menyambut Baik Kemenangan Donald Trump

Facebook Disalahkan atas Kemenangan Donald Trump

Pakar Politik Khawatirkan Kemenangan Donald Trump Pengaruhi Indonesia