Wakil KKR Aceh : Politik Kekerasan Dibiarkan, Anak Yatim Bertambah, Ibu Kehilangan Anak

kabarin.co – Wakil Ketua Komisi dan Rekonsiliasi (KKR) Aceh, Muhammad MTA, mengatakan bahwa tingkat kekerasan membuat Politik dalam Pilkada Aceh untuk sekarang, adalah penyebab tidak mampunya pasangan calon untuk membuat Pilkada damai.

“Saya berkeyakinan bahwa dinamika kekerasan tersebut tidaklah berasal dari paslon itu sendiri, melainkan di tingkat basis, terutama ditingkat tim sukses mereka,” kata MTA dalam pernyataan tertulisnya kepada Serambi, Selasa (3/1).

Dia mengatakan, konflik tersebut selalu berawal dari kampanye yang salah, dan masih punya akar dengan politik masa lalu, yakni dialektika yang keras, Oleh sebab itu, dirinya meminta untuk pihak segera hentikan politik tersebut untuk hindari kekerasan yang membuat timbulnya korban jiwa.

“Jika politik kekerasan ini terus dibiarkan, akan timbul masalah yang lebih besar. Anak yatim dan janda bertambah, ibu kehilangan anaknya, dan keluarga kehilangan saudaranya,” tulis MTA.

Dirinya ingatkan bahwa “masalah” yang lampau tentang korban belum selesai dengan baik, dirinya beritahukan untuk pihak tertentu supaya bisa wujudkan Pilkada damai, dan bisa mengayomi secara pro rakyat, dan punya tujuan perkuat tingkat kekerabatan.

Mari kita dorong pihak kepolisian benar-benar bekerja secara baik dan profesional, menjadikan hukum sebagai mahkota keadilan. Insya Allah Aceh terus damai,” demikian MTA.

Sebelum itu, massa pendukung tiap calon di Aceh terkena bentrok, massa tersebut ribut, dan rusak segala bentuk aktivitas kampanye, seperti yang diketahui, cabup Aceh ada dua pasangan, yaitu Calon Independen, Ridwan Abubakar, serta Tgk Abdul Rani, dan pasangan yang ikut parpol adalah H. Hasballah HM Thaib, dengan Syahrul bin Syamaun di Partai Aceh, akan tetapi pasangan tersebut terlibat kombatan GAM.

Setelah diketahui, keduanya mengadakan mediasi oleh Aceh Timur, dua-duanya akhirnya ikut untuk tidak ulangi pelanggaran Pilkada, mereka juga ikut menandatangani kertas di atas materai, dan tidak ulangi hal terkait.

(nap/ser)

Baca Juga:

Sekjen FPI Novel : Saya Enggak Ngerti Politik, Saya Nggak Dukung Partai

Literasi Politik yang Rendah Munculkan Budaya Politik Dinasti

Saksi: Ahok Berkali-kali Gunakan Al Maidah untuk Kepentingan Politik