Buwas: Pramuka Tidak Berpolitik, Hati-hati Menyebarkan Berita di Medsos

kabarin.co – Ketua Kwarnas Pramuka Budi ‘Buwas’ Waseso mengimbau masyarakat untuk lebih bijak menggunakan media sosial. Hal itu diungkapkan Buwas menyusul viralnya video sekelompok anak-anak yang berseragam Pramuka berkampanye ganti presiden 2019.

Buwas membantah bahwa anak-anak yang berada di dalam video tersebut adalah Pramuka. Mereka, kata Buwas, tidak menggunakan atribut layaknya Pramuka. Mulai dari tidak adanya logo Boy Scout di pakaian, tidak memakai tutup kepala hingga tidak ada tanda kwarcab maupun kwarda.

banner 728x90

Buwas: Pramuka Tidak Berpolitik, Hati-hati Menyebarkan Berita di Medsos

Yang menjadi sumber persoalan adalah berita viral yang beredar menyatakan para pelaku merupakan sekelompok anak-anak pramuka. Budi Waseso menegaskan Pramuka bukan milik kekuatan politik atau kekuatan parpol. Efek dari video tersebut tentu memiliki pengaruh elektoral yang bisa saja menjadi kampanye hitam di tengah tahapan Pemilu.

“Tidak ada kegiatan Pramuka seperti yang ada di media sosial yang viral itu. Saya tegaskan mereka bukan Pramuka tapi hanya seragamnya mirip Pramuka,” kata Budi Waseso saat konferensi pers di Gedung Kwartir Nasional Pramuka, Gambir, Jakarta, Selasa (16/11).

Buwas telah mengeluarkan imbauan kepada seluruh kwartir Pramuka cabang maupun daerah untuk menjadikan kasus ini sebagai pelajaran. Viralnya berita tersebut telah membuat jelek nama Pramuka atau pihak yang terlibat dalam kontestasi elektoral.

Direktur eksekutif Politica Wave Yose Rizal mengatakan publik setidaknya harus melakukan cek dan ricek sebelum melakukan share dan reshare. Viral, kata dia, terjadi karena penyebaran dilakukan oleh banyak orang yang sifatnya menarik perhatian publik atau mencari sensasi.

Ada dua cara yang disarankan Yose jika menerima sebuah berita atau kabar yang hendak disebar. Pertama, masyarakat diminta melakukan pengecekan terhadap sumber seperti kantor berita atau redaksi. Kemudian masyarakat juga bisa mengecek dari media sosial itu sendiri lewat akun resmi. Di zaman digital seperti sekarang, ujar Yose, semua lembaga pemerintah maupun swasta pasti memiliki akun medsos.

“Luangkanlah waktu untuk melakukan verifikasi serta cek dan ricek. Karena kalau share berita itu yang positif dan harus bermanfaat bagi masyarakat,” kata Yose di Jakarta, Selasa (16/11).

Menghadapi tahun politik, hoaks dan sejenisnya merupakan musuh bersama. Yose mengatakan masyarakat tidak perlu pusing jika bersedia melakukan verifikasi. Dia menyarankan masyarakat untuk menggunakan mekanisme laporan kepada pihak berwenang seperti kepolisian, Kominfo hingga Penyelenggara Pemilu.

“Saya pikir masyarakat sudah mulai cerdas karena hoaks itu ruangnya semakin sempit,” ujarnya.

Anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin kembali menegaskan publik harus bijak dalam bermedsos terutama kabar yang tidak diketahui kejelasannya. Bawaslu sudah melaksanakan sosialisasi kepada peserta pemilu mengajak semua pihak untuk tidak mudah menyebarkan informasi yang belum tentu akurasinya.

Kemudian Bawaslu meminta semua pihak untuk menjaga mana yang kalau disebarkan menimbulkan efek ketidaktentraman atau menimbulkan efek ketidaknyamanan baik terhadap pihak yang diserang baik maupun masyarakat umum.

“Masyarakat juga harus bijak dan cerdas, jangan mudah terprovokasi dengan informasi yang belum jelas kebenaran dan sumbernya. Jangan juga asal sebar video atau berita tidak jelas,” kata Afifuddin. (arn)

Baca Juga:

Hari Pramuka! Adhyaksa Daut Singgung Anggaran Kwarnas Pramuka Terlambat Cair

Kostrad Bina Pramuka di Perbatasan RI-Malaysia

Foto Pramuka Makan Beralaskan Rumput Ternyata Dilakukan Kwarcab Tangerang

banner 728x90