Pasaman, Kabarin.co – Dinas P3AP2KB Provinsi Sumbar Sosialisasikan Skrining Kekerasan Pada Anak Sekolah Untuk Penguatan Aksi nyata terpadu perlindungan perempuan dan anak menuju sumbar tangguh 2045 ( Pantau Sumbar 2045). yang dilaksanakan di Aula Arumas Sari Rasa, senin (22/9/2025).
Fenomena kekerasan terhadap perempuan dan anak di Sumatera Barat masih menjadi persoalan serius yang memerlukan perhatian bersama. Berdasarkan paparan Kepala Dinas P3AP2KB Provinsi Sumatera Barat, dr. Herlin Sridiani, M.Kes, data menunjukkan bahwa meskipun angka prevalensi kekerasan mengalami penurunan secara nasional, jumlah laporan dan pengaduan kasus justru meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut Herlin, peningkatan angka pelaporan tidak sepenuhnya mencerminkan naiknya kasus, tetapi lebih kepada meningkatnya keberanian korban, keluarga, maupun masyarakat dalam mengungkap peristiwa kekerasan. “Hal ini menandakan adanya kesadaran baru untuk tidak lagi diam terhadap tindak kekerasan yang dialami,” jelasnya.
Berdasarkan hasil survei Sahabat PPA tahun 2024, sebanyak 80,2% responden pernah mengalami kekerasan, dengan rincian kekerasan emosional (49,8%), fisik (23%), dan seksual (7,4%). Dampak psikologis yang dialami korban juga cukup mengkhawatirkan, mulai dari perasaan tidak memiliki harapan, kehilangan minat, hingga munculnya ide untuk mengakhiri hidup.
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah menyiapkan sejumlah strategi kebijakan dalam rangka pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Dari sisi pencegahan, langkah yang dilakukan antara lain:
Pembentukan Tim Advokasi Pencegahan Kekerasan,
Penguatan Sekolah Ramah Anak serta Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM),
Peningkatan fungsi Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA), dan
Penguatan ketahanan keluarga sebagai benteng utama.
Sementara dari sisi penanganan, Pemprov Sumbar telah membentuk UPTD PPA, memperkuat layanan pengaduan melalui SAPA 129, membentuk TPPK dan Satgas, serta meningkatkan kapasitas SDM dalam penanganan kasus kekerasan.
“Anak terlindungi, Indonesia maju. Upaya ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga keluarga, sekolah, dan seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama memutus rantai kekerasan,” tegas Herlin.
Dengan langkah terpadu tersebut, Sumatera Barat menargetkan terciptanya generasi emas yang terlindungi, berdaya, dan mampu menjadi bagian penting dalam pembangunan bangsa. (Joni)