Ini Curhat Wali Kota Disebut Sekutu Yusril oleh Ahok

Metro6 Views

kabarin.co – Jakarta, Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi berkeluh kesah tentang sikap atasannya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Curahan hati itu dituangkan Rustam dalam sebuah tulisan panjang di akun Facebook pribadinya.

Sebelumnya, Ahok menuding Rustam bersekutu dengan seteru politiknya Yusril Ihza Mahendra. Sebagaimana diketahui, Yusril merupakan kuasa hukum masyarakat Luar Batang, Jakarta Utara yang menolak penggusuran.

Pernyataan itu dilontarkan Ahok di tengat rapat penanganan banjir,kemarin. “Ini Pak Wali Kota, saya selalu bilang begini Pak Wali, Pak Wali kalau saya suruh usir orang itu, wah ngeyelnya ngeles. Jangan-jangan satu pihak sama Yusril ini,” ujar Ahok, di Balai Kota Jakarta, Jumat, 22 April 2016.

Ahok berkata demikian sebab ada warga yang tinggal di bawah jembatan layang Ancol, yang dikenal dengan Bottle Neck. Warga tersebut menurut Ahok harus dipindahkan karena Bottle Neck adalah saluran air untuk penanganan banjir. Namun, pemerintah Jakarta Utara tak kunjung melakukannya, sejak diperintahkan Ahok setahun lalu.

Rustam berujar terkait dengan penertiban atau pembongkaran, dia tidak pernah ragu dalam melaksanakan tugasnya. Hal itu ditunjukkan pada saat penertiban sejumlah wilayah di Jakarta Utara, seperti di Tubagus Angke, Kali Karang, Kali Cakung Lama, lokalisasi Kalijodo, hingga Pasar Ikan.

Namun, menurut Rustam dalam pelaksanannya harus dilakukan dengan perhitungan matang dan hati-hati, karena menyangkut kepentingan banyak orang. Maka, dia pun membutuhkan koordinasi dengan unit-unit terkait untuk mengkondisikan penertiban dan pembongkaran dengan baik. “Ini mungkin terkesan atau dilihat oleh orang lain saya terlalu lamban,” katanya.

Dia berujar, satu hal yang menjadi kunci dalam penertiban permukiman adalah ketersediaan rumah susun yang layak sebagai tempat relokasi untuk masyarakat yang tempat tinggalnya dibongkar. “Ini suatu keharusan yang tidak boleh ditawar,” ujar Rustam.

Selanjutnya, Rustam juga membantah adanya kaitan pelaksanaan tugas yang diberikan dengan kepentingan politik seseorang atau golongan tertentu. Rustam berujar tudingan dia bersekutu dengan tokoh politik ataupun bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur dalam Pilkada DKI 2017 itu tidak benar dan tidak beralasan sama sekali. “Dengan ini saya nyatakan bahwa tuduhan saya bersekutu dengan Pak Yusril adalah tidak benar,” katanya.

Dia pun menyatakan kekecewaannya kepada Ahok yang menuduhnya melakukan persekutuan tersebut. Rustam berujar sebagai bawahan dia mengharapkan ucapan terima kasih dari pimpinannya, atas hasil kerja yang telah dilakukan. Sebab, hal ini dapat memberikan semangat serta motivasi untuk menjalankan tugas berikutnya.

“Berbeda dengan tuduhan yang menjurus fitnah, apalagi keluar dari mulut pimpinan adalah sesuatu yang sangat menyakitkan,” kata Rustam lagi. Dia tak menyangka tudingan tersebut keluar dari pimpinan yang diharapkannya dapat memberikan petunjuk, arahan, bimbingan, motivasi, dan semangat. “Itu dipertontonkan di muka jagat raya, apakah ini yang disebut bekerja dengan hati?,” ujarnya.

Rustam mengatakan dia menyadari selama menjabat masih banyak hal yang belum dilakukannya. “Tetapi dengan segala keterbatasan kewenangan tersebut saya berupaya bekerja semaksimal mungkin untuk mewujudkan kebaikan bagi wilayah dan masyarakat Jakarta Utara,” kata dia. Rustam menambahkan, segala capaiannya saat ini adalah hasil kerja sama tim dan masyarakat. “Saya tidak pernah mengklaim bahwa itu prestasi kerja saya sendiri.”

Rustam menegaskan dia selalu menjalankan tugas dengan ikhlas dan semaksimal mungkin, tanpa mengharapkan jabatan atau peningkatan karir yang lebih tinggi. “Jabatan walikota saja bagi saya sudah merupakan sesuatu anugerah yang sangat luar biasa dan saya menganggap titip puncak perjalanan karier saya,” ujarnya. (tmp)

Leave a Reply