DKPP: Kita Bisa Belajar dari Pemilu Malaysia

Nasional3 Views

kabarin.co – Anggota DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu) Alfitra Salam mengatakan Indonesia bisa mempelajari beberapa hal dari pemilu Malaysia yang kembali menjadikan Mahathir Muhamad sebagai Perdana Menteri (PM). Mahathir yang telah berusia 92 tahun merupakan politisi paling berpengaruh Malaysia dan sempat memerintah Negeri Jiran periode 1981 hingga 2003.

Alfitra mengatakan keberhasilan Mahathir bisa dilihat dari berbagai aspek. Yang paling membuatnya terkejut adalah dia berhasil menyentuh isu kaum muda Malaysia.

DKPP: Kita Bisa Belajar dari Pemilu Malaysia

Faktor ekonomi, kata Alfitra, jualan paling utama bagi kemenangan Mahathir selain faktor korupsi petahana yang menjadikan kubu Mahathir mendapat dukungan pemilih muda.

“Dampak kesulitan ekonomi menjadi salah satu cara Mahathir menarik pemilih muda. Misalnya lewat pajak rumah yang tinggi atau isu pekerjaan dan biaya dapur untuk anak mudah menikah,” kata Alfitra dalam diskusi bertajuk Analisis Pemilu Malaysia di Jakarta, Rabu (16/5).

Peran media sosial juga sangat masif bagi kemenangan Mahathir yang unggul 1,5 juta suara dari petahana Najib Tun Razak. Media sosial, kata Alfitra, aktif menyuarakan politik bagi kaum muda sehingga mereka terpacu untuk mengikuti Pemilu yang memiliki tingkat partisipasi mencapai 86 persen.

“Tim Mahathir bisa melihat generasi milenial itu aktif sehingga pemilih muda di sana bertambah signifikan dan sangat menentukan saat pemilihan digelar.”

Memang secara keseluruhan Pemilu Malaysia tidak bisa dibandingkan Apple to Apple dengan Pemilu Indonesia. Malaysia berpenduduk sekitar 32 juta sementara Indonesia penduduknya mencapai 260 juta.

Pengamat kepemiluan Harun Husein memuji Pemilu Malaysia yang menurutnya semakin bagus terkait isu Sara dan politik identitas. Politik Islamisasi, Melayunisasi, Cinaisasi dan kesukuan berkurang ketimbang pemilu lima tahun sebelumnya. Justru kampanye Mahathir semakin fokus ke substansi persoalan bangsa.

“Ini bisa kita contoh di Indonesia. Mungkin Malaysia sedikit lebih dewasa karena mereka mulai sadar kebangsaan itu penting,” ujar Husein. (arn)

Baca Juga:

DKPP Berhentikan Sementara Lima Penyelenggara Pemilu

DKPP: Ketua KPU DKI Tebukti Langgar Kode Etik Pilkada

DKPP Pecat Dua Penyelenggara Pemilu Asal Kota Sibolga dan Kabupaten Aceh Besar