Rupiah Melemah ke Rp14.878 per Dolar AS

Penguatan mata uang Negeri Paman Sam, sambungnya, berasal dari sikap agresif bank sentral AS, The Federal Reserve untuk kembali mengerek tingkat bunga acuan pada bulan depan. Selain itu, sentimen datang dari belum adanya titik terang dari permasalahan anggaran pemerintah Italia dan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Britania Exit/Brexit).

“Peningkatan permintaan dolar AS tuurt didorong oleh aksi lepas euro Eropa dan poundsterling Inggris oleh pelaku pasar. Di sisi lain, meningkatnya permintaan dolar AS cenderung menghalangi rupiah untuk berbalik naik,” ujar Reza, Selasa (13/11).

Baca Juga :  Pernyataan Pejabat The Fed Lambungkan USD, Buat Rupiah Melemah

Di sisi lain, pergerakan rupiah tak mampu ditahan oleh sentimen dari dalam negeri. Misalnya, sentimen dari rencana pemerintah yang akan mengeluarkan sejumlah sektor industri dari Daftar Negatif Investasi (DNI) demi menarik investor dan aliran modal ke Indonesia.

Rencananya, pada hari ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution akan memimpin rapat koordinasi untuk membahas lebih lanjut rencana perubahan DNI.