Awali Pekan, Rupiah Melemah ke Level Rp14.339/USD

Pertama, Bank Sentral Eropa memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini dari 1,9 persen ke 1,1 persen. Selain itu, Bank Sentral Eropa juga tidak memberikan outlook mengenai kenaikan suku bunga tahun ini. Padahal, pasar sebenarnya menunggu bank sentral Eropa untuk menaikkan suku bunganya di tahun ini.

Tak hanya zona Eropa, pekan kemarin pemerintah China memangkas target pertumbuhan ekonomi 2019 menjadi di kisaran 6 persen hingga 6,5 persen. Sebelumnya, target pertumbuhan ekonomi 2019 dipatok di kisaran 6,5 persen. Ini berpengaruh terhadap rupiah mengingat aktivitas ekonomi China erat kaitannya dengan Indonesia.

Baca Juga :  Rupiah Dibuka Menguat ke Rp14.149 per USD

Namun, ada kemungkinan dolar AS terkoreksi pada hari ini. Pertama, data pertumbuhan pekerjaan non pertanian (non-farm payroll) yang dirilis pada Jumat pekan lalu terbilang mengecewakan. Menurut Departemen Ketenagakerjaan AS, pertumbuhan pekerjaan pada Februari hanya sebesar 20 ribu pekerjaan atau turun drastis dibanding Januari 180 ribu pekerjaan.

Kemudian, ada kecenderungan investor mulai melakukan aksi ambil untung setelah dolar AS perkasa berhari-hari, sehingga nilai tukar rupiah bisa menguat kembali. Hanya saja, potensi volatilitas hari ini cukup lebar, sehingga Dini memproyeksi rupiah di kisaran Rp14.230 hingga Rp14.400 per dolar AS.