Ketika kesepakatan Brexit semakin jelas, maka investor kian percaya diri untuk berinvestasi di poundsterling. Akibatnya, nilai poundsterling menguat dan melemahkan indeks dolar AS. Depresiasi dolar ini, lanjut Faisyal, tentu jadi angin segar bagi rupiah.
“Mungkin kini tinggal wait and see saja terkait voting Brexit. Jika nanti hasilnya voting Brexit jelek, ya nanti malah menguatkan dolar AS,” jelas Faisyal kepada CNNIndonesia.com, Selasa (12/3).
Kemudian, pelaku pasar juga menanti pidato Gubernur The Fed Jerome Powell pada pekan ini. Jika topiknya menyangkut optimisme pertumbuhan ekonomi AS, ada peluang rupiah akan terjungkal lagi esok harinya.
Pernyataan The Fed, lanjut dia, bisa semakin memukul rupiah setelah rilis pada Senin (11/3) malam menunjukkan data penjualan ritel AS pada Februari tumbuh di angka 0,2 persen dalam perhitungan bulanan, atau membaik dari Januari yang mencatat penurunan 1,6 persen
“Jadi untuk hari ini, saya perkirakan batas bawah rupiah di angka Rp14.200 per dolar AS dengan batas atas Rp14.380 per dolar AS,” terang dia. (cnn)