Kondisi ini akan membuat persediaan minyak mentah dunia mengetat, sehingga harga minyak akan naik. Kenaikan harga tentu membawa mudarat bagi Indonesia. Sebab, mengingat posisi Indonesia sebagai negara importir minyak, maka kenaikan harganya akan memberatkan nilai impor, memperlebar neraca transaksi berjalan, dan ujungnya menggerus cadangan devisa Indonesia.
Sementara itu, lanjut Dini, pelaku pasar sangat sensitif dengan potensi devisa. Ini karena devisa adalah instrumen utama Bank Indonesia (BI) dalam melakukan intervensi di pasar valuta asing. (cnn)
Baca Juga:
Rupiah Melemah Rp14.092 per Dolar AS