Saat ini, pelaku pasar masih akan menunggu (wait and see) terhadap kelanjutan pertemuan yang membahas perang dagang antara AS dan China yang sedianya akan berlangsung pekan depan di Beijing.
Tak hanya itu, pelaku pasar juga khawatir dengan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan yang tercatat 1,8 persen secara tahunan yang jauh di bawah ekspektasi analis yakni 2,5 persen. Ini menjadi laju terlemah dalam 10 tahun terakhir.
Terakhir, bank sentral Jepang pada Kamis (25/4) yang berjanji untuk menahan suku bunga hingga tahun depan dianggap sebagai sikap dovish. Sehingga, ada sinyal bahwa bank sentral Jepang pesimistis dengan tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi global setahun ke depan.
Seluruh faktor tersebut membuat pelaku pasar cenderung berhati-hati untuk masuk ke pasar Asia. Tak hanya itu, pelaku pasar juga wait and see dengan rilis Produk Domestik Bruto (PDB) AS pada Jumat (26/4) waktu setempat.
“Hari ini, rupiah juga masih akan melemah dan akan ditransaksikan di level Rp14.088 per dolar AS hingga Rp14.215 per dolar AS,” jelas Ibrahim, Jumat (26/4). (cnn)