Kopi Solok Radjo sendiri kata gubernur sudah sangat mendunia, bahkan diperkenalkan langsung luar negeri, yakni Norwegia pada pekan lalu oleh Wagub Sumbar, Audy Joinaldy.
bersama dengan produk cokelat dan rendang.
“Solok Radjo sangat direspon baik oleh para pengusaha yang ada di Eropa. Jadi ini kita bawa untuk pengembangan perdagangan internasional,” ujarnya.
Ia berharap Asosiasi Kopi Minang dapat menjaga standar, agar secara kualitas kopi asal Sumbar terus bisa bersaing di pasar dunia.
Sementara itu Kepala Dinas Kehutanan Sumbar, Yozarwardi Usama Putra mengatakan, Solok Radjo merupakan produk kawasan hutan yang hak kelola diberikan pada masyarakat melalui program Perhutanan Sosial.
“Saat ini ada 271 ribu hektare Perhutanan Sosial yang dikelola masyarakat, lebih dari 130 ribu KK. Solok Radjo ini dikelola oleh ratusan KK,” bebernya.
Ia juga membeberkan, untuk saat ini ada 50 perhutanan sosial yang punya potensi pengembangan kopi yang bisa meningkatkan pendapatan masyarakat.
“Kami bangga. Ini pertama di Indonesia, produk hutan bukan kayu yang hadir di bandara di Indonesia,” ujar dia.