Maritim Timur Jaya, Hidup Masa SBY Mati di Era Jokowi

kabarin.co – Memasuki  kawasan gerbang perusahaan perikanan PT. Maritim Timur Jaya (MTJ), tampak sepi. Rumput-rumput liar meninggi, membuat semak-semak, menutupi bangunan-bangunan yang ada. “Ketika masih beroperasi tempat ini tertata rapi,”ujar penduduk setempat yang menemani indonesiapolicy.com Sabtu pekan lalu (29/10/2016). Penduduk itu menunjuk bangunan yang dulu ditempati tentara di awal masuk kawasan, dan bangunan berikutnya tempat pasukan Brigadi Mobil (Brimob polisi). Keduanya bangunan itu sudah sepi, tak berpenghuni.

Di pos jaga pertama, tampak seorang berpakaian seragam tentara. Di pos berikutnya, dua orang berpakaian gelap.  Di dalam tampak ada empat orang berseragam Security Artha Graha (SAG), sedang berlatih berbaris. Di kantor perusahaan juga tutup, tak ada kegiatan. “Dulu gegap gempita disini, bahkan TW pernah mengadakan pesta tahun baru mengundang Kris Dayanti,”katanya.

Baca Juga :  Antisipasi Kecelakaan, TNI-AU Hentikan Sementara Penggunaan Heli Super Puma

maritimtjkei

TW, yang dimaksud sumber itu adalah Tomy Winata, bos Artha Graha yang juga pemilik PT.MTJ. Perusahaan industri perikanan terpadu skala besar itu, mulai berdiri sejak 1996 dengan investasi sekitra 60 juta US Dolar. Berdiri di atas lahan seluas 140 hektar di Desa Ngadi, Kota Tual, Maluku Tenggara. TW dan Direktur PT.MTJ David Tjioe alias Amiauw, sempat diperiksa selama lima jam oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada akhir 2006. Diduga adanya aliran dana dari kocek perusahaan itu ke Departemen Kelautan dan Perikanan, saat menteri dijabat Rokhmin Dahuri pada 2003. Ketika pemerintahan Megawati Sukarnoputri.