“Reminbi belum terkenal, Cina ekonominya mulai melemah,” ujarnya. Apalagi, ia mengatakan, tahun lalu pemerintah Cina pernah melakukan pelemahan terhadap mata uangnya.
Menurut Hariyadi, Indonesia bisa saja tidak beracuan pada dolar AS tapi tidak juga dengan reminbi, melainkan euro atau yen. Dua mata uang tersebut dianggap masih stabil pada kondisi saat ini.
Ekspor Indonesia ke Cina memang besar sekitar 15,5 persen dari total ekspor Indonesia. Namun porsi yang lumayan besar juga ada di pasar Eropa dan Jepang dengan masing-masing 11,4 persen dan 10,7 persen. Sementara ekspor Indonesia ke AS hanya menyumbang 10-11 persen.
“Kita berdagang dengan Eropa, mereka pilihannya euro atau dolar AS. Kalau kita mau pake reminbi cuma Cina saja,” ujar dia. (rep)
Baca Juga:
Jokowi Minta Kurs Rupiah Tidak Lagi Diukur dengan Dollar Tapi Pakai Yuan
Selain Dolar AS, Ini Tiga Mata Uang Alternatif Untuk Jadi Acuan Rupiah