Gempa 4,6 SR Guncang Medan Sebanyak Dua Kali

Daerah0 Views

kabarin.co – Kota Medan dan sekitarnya pada Selasa (14/2) dini hari tadi diguncang gempa cukup kuat sebanyak dua kali.  Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan pusat gempa masih di kawasan Deli Serdang.

Menurut catatan data BMKG, gempa pertama dirasakan oleh warga terjadi pada pukul 00.11.19 WIB. Gempa dengan magnitude 4,6 SR ini berpusat gempa pada 13 Km Barat Daya Deli Serdang dengan kedalaman 10 Km.

Berdasarkan hasil analisis pada peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG dan laporan dari masyarakat, gempa ini dirasakan di Berastagi dengan intensitas gempabumi II SIG-BMKG (III-IV MMI), Sibolangit II SIG-BMKG (III-IV MMI), Tuntungan dan Medan I SIG-BMKG (II-III MMI), Binjai I SIG-BMKG (I-II MMI).

Guncangan lebih kuat terjadi pada pukul 03.35.59 WIB. Gempa dengan magnitude 5.2 SR ini berpusat pada 23 Km Barat Daya Deli Serdang, denhan kedalaman 10 Km.

Belum ada laporan korban atau kerusakan akibat kedua gempa ini. Namun, pada gempa pukul 00.11.19 WIB, aliran listrik di sejumlah wilayah sempat terputus. Tak lama berselang, lampu menyala kembali.

Sejumlah warga mengaku cemas dengan gempa yang terjadi. Sebab, dalam sepekan terakhir puluhan kali gempa terjadi, beberapa di antaranya dapat dirasakan. Titik pusat gempa yang masih berada sekitar Deli Serdang dan Karo membuat banyak warga menghubungkannya dengan aktivitas Gunung Sinabung.

“Bagaimana tak cemas, gempa terus terjadi. Ada apa sebenarnya di titik gempa itu?” kata Betty Saragih, warga Perumnas Simalingkar.

Sementara pihak BMKG sempat memberikan penjelasan pascagempa pukul 00.11.19 WIB. Gempa itu dinyatakan tidak berbeda dengan gempa-gempa yang terjadi sejak Januari 2017.

Dalam siaran persnya, Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan Edison Kurniawan menyatakan, gempa pada pukul 00.11.19 WIB itu berada pada zona sumber gempa bumi 5,6 SR, seperti terjadi pada 16 Januari 2017 lalu.

“Gempa bumi yang terjadi tanggal 14 Februari 2017 ini jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya merupakan jenis gempa bumi dangkal dan mempunyai mekanisme sesar mendatar. Hal ini berarti gempa bumi ini terjadi akibat aktivitas sesar aktif lokal,” jelas Edison.

Dia meminta masyarakat agar tetap tenang, dan terus mengikuti arahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan informasi dari BMKG. “Khusus masyarakat di daerah pesisir pantai barat Sumatera Utara dan sekitarnya diimbau agar tidak terpancing isu mengingat gempa bumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami,” pungkasnya. (epr/mdk)

Baca Juga:

BMKG : Gempa di Papua Nugini Tidak Sebabkan Tsunami di Indonesia

Gempa 5,6 SR Maluku Kedalaman 103 KM Tidak Timbulkan Tsunami

Gempa 7,3 SR Guncang Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara, Tidak Berpotensi Tsunami