Harga Batubara Di Pengujung 2016 Menembus Level US$ 100 Per Ton

kabarin.co, Jakarta – ‎Harga Batubara Acuan (HBA) di pengujung 2016 menembus level US$ 100 per ton. Kementerian ESDM menetapkan HBA Desember ini sebesar US$ 101,69 per ton. Harga tersebut seperti kondisi di akhir 2011 hingga pertengahan 2012 silam.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Sujatmiko, mengatakan batu bara terus merangkak naik, HBA Desember ini lebih tinggi 19,79 persen ketimbang HBA pada November kemarin yang mencapai US$ 84,89 per ton.

“HBA Desember US$ 101,69 per ton. Harga batu bara masih naik,” kata Sujatmiko di Jakarta, Minggu (4/12).

Sujatmiko menuturkan tren tersebut dipengaruhi oleh melonjaknya permintaan Tiongkok. Pasalnya, Negeri tersebut membatasi produksi batu bara dalam negeri. Guna menutupi kebutuhan antara lain untuk pembangkit listrik dan industri, maka Tiongkok memilih mengimpor batu bara. “Kebutuhan energi mereka pada musim dingin meningkat,” jelasnya.

HBA menembus level US$ 100 per ton pernah terjadi akhir 2010. Pada Desember itu HBA ditetapkan sebesar US$ 103.41 per ton. Kemudian di awal 2011 HBA terus menguat diposisi US$ 112.40 dan menyentuh level tertinggi di Februari sebesar US$ 127,05 per ton. Pada Maret hingga Desember 2011 terus terjadi fluktuasi harga dan ditutup di level US$ 112,67 per ton,

Pembukaan HBA di 2012 berada diposisi US$ 109.29 per ton. Kemudian harga menguat di Februari dan Maret yang masing-masing sebesar US$ 111.58 perton dan US$ 112.87 per ton. Namun harga batubara mengalami tren penurunan hingga US$ 81,75 per ton di akhir 2012.

Harga batu bara terus mengalami tren penurunan sepanjang 2013 hingga akhir 2016. Level terendah HBA pernah menyentuh US$ 50.92 per ton di Februari. Kemudian naik tipis di Maret dengan HBA pada posis HBA pada posisi US$ 51.62 per ton. Tren penguatan tersebut berlanjut ke April yang membuat HBA berada di level US$ 52.32 per ton,

Tren tersebut dipengaruhi oleh finalisasi kontrak pasokan batubara antara Australia dan Jepang. Namun setelah kontrak ditandatangani harga batubara kembali melemah di Mei di posisi US$ 51.2 per ton.

Pertengahan tahun harga tersebut mengalami kenaikan tipis yaitu US$ 51.81 per ton. Hal ini lebih dipengaruhi oleh kenaikan indek harga di Australia. Tren penguatan HBA terus terjadi di Juli yang mencapai US$ 53 per ton. Kemudian merangkak naik lagi di Agustus yang berada di level US$ 58.37 per ton, HBA September US$ 63.97 per ton atau naik 9 persen dibanding harga batu bara di periode Agustus. Harga batubara di Oktober masih menunjukkan tren penguatanyang sebesar US$ 69,07 per ton. Kemudian HBA melonjak ndi November yang mencapai US$ 84,89 per ton. (nap/bst)

 

Baca Juga :

Gantikan Posisi Batu Bara, Energi Terbarukan Semakin Tumbuh Pesat

Arcandra Dinilai Tak Berpihak pada Pengembangan Energi Terbarukan

]

Mantan Dirut Pertamina Sebut Indonesia di Ambang Krisis Energi