“Artinya keadilan itu betul-betul ada di hati insan adhyaksa, itu yang selama ini kami diterapkan di Kejati Sumbar,” terangnya.
Selama bertugas di Sumbar hingga akhirnya memasuki masa pensiun, Asnawi mengatakan dia telah bergaul dengan beberapa stakeholder yang ada, dan dapat belajar mengenai adat istiadat yang ada di disini.
“Didukung dengan pemandangannya luar biasa, geografis yang luar biasa, ketika keluar daerah kami menikmati betul-betul suatu panorama geografis yang kita tidak bisa dapatkan di tempat lain mungkin hanya ada di Sumatera Barat,” katanya.
Keindahan pemandangan itu lah yang membuatnya berat untuk meninggalkan sumbar.
“Apalagi kuliner nya yang hanya ada dua macam yaitu enak dan enak sekali,” katanya menambahkan.
Dia berharap, kedepannya perkara-perkara yang telah ditingkatkan menjadi penyidikan harus terus dilakukan penyelesaiannya.
“Sehingga ini menjadi shock therapy bagi yang lain, untuk tidak lagi melakukan hal-hal seperti itu,” jelasnya.
Dia juga mengatakan yang dilakukan oleh Kejati Sumbar bukan hanya berfokus pada tindak pidana khusus atau korupsi saja.