Isu Ekonomi Membuat Posisi Jokowi Tidak Aman Menuju Pilpres

kabarin.co – Wasekjen Gerindra Andre Rosiade menyebut persoalan ekonomi berpotensi menjatuhkan Joko Widodo di Pilpres mendatang. Ucapan Andre berdasarkan data hasil survei Roda Tiga Konsultan (RTK) yang menyebut lima variabel teratas persoalan Jokowi adalah masalah ekonomi.

Sebagian besar responden RTK menilai Jokowi berhadapan dengan isu ekonomi yang pelik. Hampir seperlima responden menganggap Jokowi gagal mengatasi kesulitan ekonomi yakni sebesar 19,2 persen.

Isu Ekonomi Membuat Posisi Jokowi Tidak Aman Menuju Pilpres

Kemudian diikuti kesusahan mencari lapangan kerja sebesar 14,4 persen dan harga sembako yang tinggi 12,7 persen. Persoalan korupsi dan KKN masih merajalela yang dipilih sebanyak 12,6 persen responden.

Kesejahteraan masyarakat kecil juga tidak menanjak yang dipilih sebanyak 9,9 responden sehingga jurang antara si kaya dan si miskin melebar yang dipilih sebanyak 4,5 persen.

“Posisi Pak Jokowi masih belum aman karena isu ekonomi. Itu terbukti dari hasil survei,” kata Andre dalam diskusi hasil survei RTK di Jakarta, Minggu (5/8).

Andre menilai pemerintah Jokowi melakukan berbagai upaya untuk mengarahkan opini publik terkait persoalan ekonomi. Itu terjadi dalam sebulan terakhir di mana kenaikan harga pangan masih belum bisa dikontrol hingga nilai tukar rupiah yang masih jeblok.

“Isu ekonomi merupakan kelemahan pemerintahan Jokowi. Sebulan terakhir pemerintah membangun opini luar biasa untuk menghilangkan persoalan ekonomi yang menyusahkan masyarakat ini,” ujar Andre.

Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Robertus Robet menyatakan kalau kondisi ekonomi dan sosial terus memburuk atau tidak berubah, maka pertarungan di Pilpres akan lebih terbuka. Cawapres, kata dia, akan menentukan turun naiknya potensi elektabilitas pasangan capresnya nanti.

Sampai saat ini kedua koalisi Jokowi maupun Prabowo Subianto belum mengumumkan nama cawapres. Robet menyebutnya sebagai bagian dari strategi.

“Orang akan memilih hati-hati sehingga pertarungan politik memasuki kontestasi yang rinci. Data survei bisa saja berubah drastis pada saat pemilihan nanti,” kata Robertus Robet. (Arn)

Baca Juga:

Ekonomi Tak Kunjung Membaik, Elektabilitas Jokowi Menurun

Ekonomi Pancasila Sebagai Solusi Mengatasi Ketimpangan

Kwik Kian Gie Sebut Data Kemiskinan Versi Pemerintah Manipulasi Statistik