Juarai Piala Walikota Padang, Pemain PON Kaltim Babak Belur Diamuk Pemain TNI AL

Kabarin.co – Final Piala Walikota Padang 2016, berlangsung ricuh saat Tim PON Kaltim bertemu PS. TNI AL, Jumat malam di Stadion H.Agus Salim Padang. Tim PON Kaltim tampil sebagai juara, setelah menang 3-0 melalui adu penalti, setelah dalam waktu reguler skor 1-1.

Namun, laga final itu tercederai oleh ricuh yang yang terjadi. Bahkan, Yunus Nusi, Ketua Asprov PSSI Kaltim ikut menjadi korban aksi beringas oknum-oknum tim sepakbola PS. TNI AL usai pertandingan final itu.

Kronologis tindakan kekerasan membabi buta kepada Yunus Nusi terjadi usai tim sepakbola PON Kaltim mengalahkan PS. TNI AL lewat adu pinalti. Kericuhan berawal dari selebrasi anak-anak muda Kaltim berlarian menuju penjaga gawang mereka yang sukses menggagalkan tiga tendangan pinalti.

Salah seorang pemain PON Kaltim, Rezam Baskoro tanpa diketahui sebabnya terjatuh dihadapan barisan pemain PS. TNI AL yang tengah terduduk lesu setelah kalah. Ade Jantra, pemain PS. TNI AL berinisiatif membantu Rezam untuk berdiri.

Namun tanpa aba-aba pemain lainnya tiba-tiba memukul wajah Rezam pencetak gol penyama kedudukan PON Kaltim di akhir babak kedua itu. Dengan darah bercucuran, Rezam berlari menghindar dari kejaran oknum pemain dibantu ofisial dan suporter PS. TNI AL yang bertambah banyak memburunya.

Hanya saja serbuan ke arahnya tanpa ampun justru bertubi-tubi terus mengenainya. Tendangan, pukulan bahkan injakan dari oknum ofisial dan suporter PS. TNI AL silih berganti mendarat ke tubuhnya. .

Rekan-rekan yang coba melerai tak luput menjadi sasaran amukan. Suasana semakin tak terkendali. Semua berlangsung cepat. Keberingasan oknum pemain PS. TNI AL terus merangsek kepada teman-teman Rezam lainnya.

Yunus Nusi yang mencoba melindungi skuat PON Kaltim bahkan turut menjadi korban pemukulan. Bahkan itupun berlangsung didepan mata anak kandunganya berusia 10 tahun dan Yunus masih terus dipukuli.

Meski akhirnya diselamatkan oleh pihak keamanan, kepolisian dan POM TNI AL yang hadir, namun wajahnya babak belur dipenuhi bercak darah.

Kejadian memalukan dihadapan Walikota Padang, H. Mahyeldi, Danlanud Tabing, Danlatamal serta segenap unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Kota Padang itu tak ubahnya seperti ajang tarung bebas. Skuat PON Kaltim menjadi bulan-bulanan amarah membabi buta.

Reda situasi dan kondisi tak menentu seputar lapangan, tiga pemain dan satu orang perlengkapan (kitman) PON Kaltim langsung di larikan ke Rumah Sakit terdekat di Kota Padang. Belum diketahui secara detail kondisi terakhir mereka.

Sedangkan Yunus Nusi sendiri diungsikan ke salah satu ruangan dalam stadion dibawah pengawalan petugas POM TNI AL.

Setelah skuat PS. TNI, ofisial dan pendukungnya mampu menenangkan diri. PON Kaltim yang besut oleh Eddy Simon Badawi dan aanak asuhnya berkumpul dalam lapangan di bawah perlindungan POM TNI AL.

Yunus Nusi, yang ditemui bolanasional.co usai seremoni penutupan dan penyerahan piala bergilir dan piala tetap kepada PON Kaltim dan pemenang lainnya sangat menyesalkan insiden brutal kepada tim dan dirinya.

Walau bisa menerima perlakuan buruk dari PS. TNI AL, tetapi Yunus Nusi, pria yang disebut sebagai motor penggerak untuk pencalonan Pangkostrad, Letjend. TNI Eddy Rahmayadi sebagai Ketua Umum PSSI pasca lepasnya sanksi FIFA ini berjanji akan melanjutkan proses tindakan brutal itu kepada pihak yang berwenang.

“Tak apa-apa, normal saja. Biasa itu. Secara pribadi saya terima permintaan maaf manager tim PS. TNI AL. Tetapi karena tim sepakbola PON Kaltim membawa nama daerah Provinsi Kalimantan Timur. Kami akan tetap melanjutkan proses hukumnya,” katanya.

Yunus juga menyesalkan kinerja panitia pelaksana (Panpel) sejak pertama anak-anak PON Kaltim bertanding di penyisihan grup.“Kalau ingin juara, tidak perlu undang tim-tim luar”, tuturnya ketus.

Walikota Kecewa
Di sisi lain, Walikota Padang yang didampingi Danlanud dan Danlantamal yang hadir guna menutup gelaran Piala Walikota Padang 2016 pasca kejadian usai pertandingan final itu sangat kecewa melihat tindakan yang menciderai sportifitas sepakbola di hari terakhir helatan Piala Walikota Padang 2016.

“Saya kecewa dengan adanya kericuhan yang terjadi. Saya dengar tadi sore, pertandingan tuan rumah PSP Padang lawan PS. Bengkulu juga terjadi keributan. Untuk itu, saya sampaikan permintaan maaf kepada seluruh peserta. Perlu diketahui, Piala Wali Kota untuk membangun sportifitas, bukan ajang ribut atau baku hantam,” tegas Mahyeldi.(*)

Sumber: bolanasional.co