Lebih Banyak Ekspor Klinker dari Semen, Verry Mulyadi Sindir PT Semen Padang Ganti Nama Jadi Pabrik Klinker Indarung

kabarin.co – Padang, Klinker adalah semen setengah jadi yang materialnya berbentuk gumpalan atau benjolan. Dengan ukuran sekitar 3-25 milimeter dengan diameter dan berwarna abu abu gelap. Klinker terbentuk dari hasil campuran komponen mineral batu kapur dan aluminosilikat. Seperti tanah liat, serta empat komponen kimia yang utama, seperti alite, belite, aluminate dan ferrite yang diproses melalui pembakaran didalam kiln.
Klinker merupakan bahan utama dalam pembuatan semen yang dengan penambahan kalsium sulfat sedikit dan bahan material lainnya akan menjadi semen. Klinker dapat diperdagangkan secara internasional dalam jumlah besar. Biaya pengiriman jauh lebih rendah, apabila dibandingkan dengan biaya pengiriman semen dalam jumlah yang sama.

Produsen semen membeli klinker untuk digiling sendiri menjadi semen atau sebagai penambah klinker mereka sendiri di pabrik semen mereka.

Sementara itu PT Semen Padang sebagai pabrik semen tertua di Indonesia yang merupakan unit usaha PT Semen Indonesia Grup (SIG) pada tahun 2020
mengekspor sekitar 1,5 juta metrik ton semen dan klinker ke sejumlah negara di dunia.

Menurut Senior Manager Penjualan Ekspor Semen Indonesia Group Fifit Abriyanto di Padang, Rabu, mengatakan ekspor ditujukan ke Bangladesh, China, Malaysia, Myanmar, Filipina, Australia, Maldives, dan Sri Lanka.

Sementara SVP Penjualan PT Semen Indonesia Rahman Kurniawan menjelaskan semen yang diekspor ada dua tipe yaitu OPC Type I Grade 52,5N dan OPC Type I Grade 42,5N.

Rahman menyampaikan ekspor klinker paling dominan ke Bangladesh, Myanmar, China, Malaysia, dan Filipina. Kemudian untuk ekspor semen, dominan ke Australia, Maldives dan Sri Langka.

“Total semen yang diekspor selama 2020 sebanyak 200 ribu metrik ton dan klinker 1,35 juta metrik ton,” ujarnya.

Untuk 2021, kata Rahman, PT Semen Padang akan terus meningkatkan ekspor semen dan klinker dengan memperluas pangsa pasar dunia.

Sejak Januari hingga Oktober 2021 PT Semen Padang telah mengekspor semen sebanyak 451.614,94 Metrik Ton (MT) dan klinker sebanyak 1.273.528,98 MT ke pelbagai negara.

Group Head of Sales SIG Rahman Kurniawan mengatakan, ada empat negara yang menjadi tujuan ekspor PT Semen Padang yakni klinker diekspor ke Bangladesh, sedangkan semen, diekspor ke Australia, Maldives dan Sri Lanka.

“Semen yang diekspor terdiri dari dua tipe, yaitu OPC (52.5N) untuk Australia, dan tipe OPC (42.5N) untuk Maldives dan Sri Lanka,” ujar Rahman Kurniawan, Selasa (9/11/2021).

Rahman optimis target ekspor klinker tahun 2021 bisa terwujud, karena masih ada dua bulan lagi bagi PT Semen Padang untuk dapat mengejar target. “Mudah-mudahan sampai akhir tahun, target tersebut bisa terwujud,” katanya.
Terkait ekspor semen, kata Rahman , pada tahun 2021 ini PT Semen Padang juga ditargetkan untuk bisa mengekspor semen sebanyak 198.600 MT. Hebatnya, PT Semen Padang sudah mewujudkan target sejak beberapa bulan lalu.

Di akhir September 2021, PT Semen Padang sudah merealisasikan ekposr semen hingga 484 persen. “Itu baru persentasi per September, belum masuk Oktober. Kalau hingga Oktober ini, realisasinya itu sudah lebih dari 500 persen,” bebernya.

Rahman menambahkan, ekspor semen dan klinker oleh PT Semen Padang telah berlangsung secara berkesinambungan. Bahkan untuk ekspor tahun 2021 ini, PT Semen Padang juga melakukan kontrak jual beli semen dan klinker selama 1 tahun (Januari-Desember 2021).

Berdasarkan data 2020 dan 2021 yang dirangkum dari berbagai sumber tersebut, Verry Mulyadi, SH mengungkapkan kekhawatiran akan ketersediaan bahan baku batu Kapur yg menjadi bahan utama pembuat klinker tersebut.

“Kalau fokus ekspor klinker saja, bahan baku nanti bakal habis tahun 2035” ucapnya.

Menurut Verry Mulyadi yang menjadi Ketua Satgas Kompensasi Batu Kapur Tanah Ulayat Nagari Lubuk Kilangan meminta PT Semen Padang kembali kepada bisnis intinya sebagai pembuat semen.

“Harusnya Semen Padang lebih fokus kepada target penjualan semen bukan klinker yang menjadi bisnis utamanya” ungkap pria yang akrab dipanggil Pen Lory tersebut.

Disamping itu pria yang juga Ketua IOF Pengda Sumatera Barat menyindir kebijakan SIG yang lebih banyak menjual klnker dari pada semen.

“Kalau banyak menjual klinker lebih baik ganti saja namanya jadi pabrik klinker Indarung” ucapnya sambil tersenyum simpul. (red-apt)