Sayangnya, video itu justru menuai banyak kritikan dari netizen, termasuk para influencer. Menurut mereka, narasi yang digunakan justru terdengar seperti memprovokasi.
Selain itum ada pula yang mengkritik isi dari video tersebut, salah satunya Tragedi Tanjung Priok 1984 yang disebut kerusuhan. Padahal menurut mereka, insiden tersebut adalah pelanggaran HAM.
“Hai Mbak Kirana. Peristiwa Tj Priok 84 di video itu, ada satu-satunya korban perempuan yg dipenjara tanpa peradilan, namanya Aminatun Najariyah, ibu saya. Waktu itu dia ga keluar rumah dan ga terlibat apapun 65, 84, 98, dll di video itu adl kasus pelanggaran HAM. Bukan kerusuhan,” protes netter.
“Yg bikin gak paham sejarah dan gak bsa bedain antara Separatisme, kasus Pelanggaran HAM, dan Konflik Politik. Tanjung Priuk itu murni Pelanggaran HAM, bukan separatisme yg ganggu Persatuan Bangsa. Yg nyebarin jg sama ngawurnya. Belajar lg yaa,” tambah lainnya.
Video tersebut dianggap menyimpang dari sejarah dan fakta sebenarnya. Karena dalam narasinya, seolah menyamaratakan semua peristiwa sebagai bentuk pemecah belah Indonesia.