Tak sebatas untuk Nagari Batu Taba, perahu karet bermuatan 12 orang itu, juga bisa dimanfaatkan membantu masyarakat di Salingka Danau Singkarak. Misalnya, di Nagari Tigo Koto, Nagari Simawang, Nagari Sumpua, dan nagari lainnya.
“Kita tidak mengharapkan terjadi bencana, atau musibah. Tapi ketika terjadi, misalnya nelayan hanyut atau tenggelam di Danau Singkarak, perahu ini bisa dimanfaatkan untuk pertolongan,” ujar Erman.
Dikatakannya, kendati Sumbar dikenal “supermarket”nya bencana, namun sangat diharapkan masyarakat tidak panik atau takut. Justru, sebut Erman, harus bisa bersahabat dengan bencana. Sebab bencana memang tidak bisa dielakkan.
“Jadi bersahabatlah dengan alam. Apabila kita menjaga alam, alam pun menjaga kita,” imbuhnya di hadapan masyarakat di Kantor Wali Nagari Batu Taba.
Terakhir, Erman juga mengimbau masyarakat di Selingka Danau Singkarak agar selalu waspada. Terlebih daerah yang rawan banjir, gempa, longsor, dan lainnya. Apalagi, Sumbar telah menetapkan Siaga Darurat Bencana akibat cuaca sangat ekstrem.