Untuk komoditas beras, Mahyeldi mengatakan Sumbar sudah swasembada bahkan bisa menyumbang kontribusi 6 persen untuk Indonesia.
Khusus untuk beras, peluang diekspor sangat terbuka terutama ke negara timur tengah. Karakter beras Sumbar yang pera cocok dengan ciri kuliner mereka.
“Tinggal bagaimana kita meningkatkan produksi dan mengarahkannya pada beras organik,” katanya.
Mahyeldi mengatakan pada 2021-2026, Sumbar mengambil langkah luar biasa dengan mengalokasikan 10 persen APBD untuk pertanian. Maka 2022 ekspor pertanian harus meningkat.
“Tidak ada gunanya anggaran meningkat kalau ekspor hanya segitu-segitu saja,” tegasnya.
Sumbar menurutnya juga memiliki produk pertanian lain yang bisa dikembangkan seperti sawit, kelapa, gambir dan produk lain.
Pelepasan ekspor secara daring serentak di 34 pintu ekspor Indonesia, dalam rangka Gebyar Ekspor Tutup tahun 2021 secara daring itu ikut dihadiri Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Kepala Balai Pertanian klas I Padang, Iswan Haryanto.
Kegiatan ini mengambil tema “Sinergi Pengawalan Untuk Mewujudkan Pertanian Yang Berkelanjutan Dan Mendunia”.