“Sebagai bentuk kesiapsiagaan daerah, maka hari ini kita menggelar, kegiatan apel siaga Karhutla, kita pastikan agar semua stakeholder paham dan bisa menyiapkan solusi,” tambah Mahyeldi.
Selain itu, Mahyeldi juga mengingatkan sebagaimana prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kalau tahun 2023 akan lebih kering dibandingkan tahun 2022, sehingga diperkirakan akan terjadi peningkatan Karhutla seperti tahun 2019. Penurunan potensi hujan tersebut, akan menyebabkan peningkatan kerawanan Karhutla.
Sebelumnya pekan lalu BMKG telah memprediksi musim kemarau tahun 2023 di Indonesia akan tiba lebih awal dari sebelumnya. Untuk menyikapi kondisi tersebut, masyarakat di daerah diminta mewaspadai peningkatan risiko bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Puncak musim kemarau diprediksi terjadi di bulan Agustus mendatang. BMKG juga menginformasikan kalau curah hujan yang turun selama musim kemarau diprediksi akan normal hingga lebih kering dibandingkan biasanya.