Oleh karena itu, kata Miftahuddin, saat masjid yang hancur pada 2014 akan mulai dibangun kembali, masyarakat Gaza bersukacita dan berbahagia.
“Persiapan sudah dilakukan jauh-jauh hari yang menunjukkan kebahagiaan, kegembiraan, yang tidak terhingga bagi penduduk Palestina,” kata Miftahuddin.
“Ini merupakan kebahagiaan kita semua. Mereka (penduduk Palestina) akan selalu memiliki saudara yang peduli dengan mereka,” imbuhnya.
Masjid Syeikh Ajlin menjadi salah satu dari 72 masjid yang hancur lebur pada 2014 akibat serangan Israel. Sejak itu, masyarakat di sekitar Masjid Syeikh Ajlin beribadah di bawah tenda dan beralaskan puing-puing reruntuhan.
Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar bersama Aman Palestin Indonesia, Bank Syariah Indonesia, Wakaf Salman ITB, dan banyak pihak lainnya, berkolaborasi untuk mendirikan kembali Masjid Syeikh Ajlin. Arsitektur Masjid Syeikh Ajlin dirancang langsung oleh Kang Emil.
Miftahuddin pun berharap kolaborasi tersebut terus tercipta sehingga cita-cita bangsa Indonesia untuk mendirikan masjid-masjid di Gaza dapat terwujud.