Menurunnya kinerja Semen Indonesia Group khususnya pada Semen Padang, sangat berdampak kepada sosial dan ekonomi lapisan masyarakat yang mengais rezeki dari hadirnya perusahaan dengan logo tanduk kerbau itu.
Dampak yang dirasakan yakni usaha masyarakat sudah banyak yang mengalami kemunduran, seperti tutupnya warung-warung makan, perputaran ekonomi pasar Bandar Buat yang sudah tak bergairah lagi, serta omset penjualan pedagang di pasar Raya Padang yang juga berkurang jauh pasca daya beli pegawai Semen Padang tak lagi ada, sejak pendapatan pegawai juga menurun.
Ditambah pengerukan sebanyak 30.000 ton per hari batu kapur dari Bukit Karang Putih yang menghasilkan produk klinker dengan jumlah ratusan ribu ton/bulan, dan mengirim klinker ke perusahan Holding sangat melukai hati masyarakat Lubuk Kilangan.
Karena Semen Indonesia sebagai Holding hanya mengeruk keuntungan untuk dibawa ke pusat , serta tidak memperhatikan segala aspek akibat dari kebijakan sepihak dari mereka.
Padahal masyarakat Lubuk Kilangan rela menyerahkan lahan batu 412 hektar mereka untuk kelanjutan produksi PT Semen Padang, dengan perjanjian dimana salah satu poinnya menyatakan bahwa PT Semen Padang tidak boleh menyerahkan atau mengalihkan kepada pihak ke tiga. Sekarang kenyataannya batu kapur di keruk untuk klinker lalu di ekspor ke perusahaan holding.