Supardi juga menyampaikan dalam beberapa dekade terakhir terjadi kemunduran keberadaan lahirnya tokoh-tokoh pemimpin yang berjiwa negarawan di Sumbar.
“Hal ini dapat kita cermati ketika dampak peristiwa PRRI dimana banyak masyarakat menganti nama anak dengan nama-nama dari Jawa karena rasa malu dan takut perkembangan anak tidak dapat kerja nantinya. Termasuk nama saya Supardi yang dianggap sebagian masyarakat saya orang Jawa,” ungkapnya.
Kata Supardi, timbangan kekuasaan orde lama dan orde baru serta reformasi hari ini amat berpengaruh akan tumbuhnya tokoh-tokoh pemimpin yang berjiwa negarawan dari Sumatera Barat.
“Ketika saya masih aktivis organisasi buruh pimpinan Muchtar Pakpahan, tokoh gerakan buruh Indonesia yang mendirikan serikat buruh independen pertama di Indonesia. Melakukan demo saya ikut terpanggil ikut demo hingga puncaknya di Medan. Suasana saat ini organisasi Buruh masuk daftar organisasi yang tidak diakui pemerintah pusat. Kami dicari dan dikejar aparat dalam perjuangan itu”, kenangnya.