Padang, kabarin.co – Dinkes Kota Padang mencatat terdeteksi sebanyak 2.122 kasus Tuberkulosis (TBC) hingga pertengahan 2024.
Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Padang Yosefriawan mengatakan di Kota Padang TBC didominasi usia produktif usia 15 tahun
“Berdasarkan data Dinkes Padang, kasus TBC menurut kelompok umur, 20 persen pada anak 0-14 tahun, dan 80 persen pada usia 15 tahun keatas,” katanya, Selasa (9/7/2024)
Dijelaskannya, untuk keberhasilan pengobatan pasien TBC tahun 2023 atau pasien TBC yang telah menyelesaikan pengobatan sebanyak 90, 4 persen.
Sementara putus berobat 5,4 persen, meninggal 3,5 persen, pindah 0,5 persen dan gagal pengobatan 0,2 persen.
“Di Padang sebanyak 2.122 kasus atau 16,4 persen kasus berasal dari luar kota padang dan 83,6 persen atau 1.773 kasus berasal dari kota Padang yang tersebar di 11 kecamatan kota Padang,” jelasnya.
Ia menjelaskan, sejumlah upaya sudah dilakukan Pemerintah Kota Padang dalam menangani kasus TBC tersebut.
Di antaranya membentuk tim percepatan penanggulangan TBC Kota Padang, melaksanakan penjaringan kasus TBC.
Mulai di sekolah dan pesantren, tempat kerja, di lapas dan rutan, serta di fasilitas kesehatan dan masyarakat Kota Padang.
Yosefriawan menambahkan penanggulangan tuberkulosis di Kota Padang masih mendapat tantangan seperti masih adanya stigma di masyarakat terhadap TBC.
Padahal TBC bisa menyerang siapa saja tanpa memandang status sosial, umur, dan pekerjaan.
“TBC merupakan penyakit menular, saat ini masih ada orang yang menderita TBC namun belum mau minum obat TBC yang disediakan pemerintah, padahal obatnya gratis,” jelasnya.
Hal ini menyebabkan peningkatan penyebaran kasus TBC di masyarakat karena di kasus TBC yang tidak diobati akan menularkan kepada 10-15 orang disekitarnya.
Disamping itu, masih adanya kendala untuk menyampaikan tindak lanjut terhadap pasien Tbc yang tidak mau minum obat TBC karena belum adanya sanksi terhadap pasien tersebut.
Untuk itu, perlu dukungan dari semua sektor dalam penanggulangan tuberkulosis.
Baik sektor kesehatan maupun non kesehatan seperti sekolah, perguruan tinggi tempat kerja, dunia usaha, dan tokoh masyarakat serta mitra.
(*)