“Kita ingin jadikan Maek sebagai perubahan paradigma. Kalau hanya keindahan alam, negara lain juga punya. Kalau Sumbar bangkit dari pariwisata, yang harus bangkit itu budayanya,” ujarnya.
“Kita berharap Maek menjadi destinasi wisata andalan Indonesia, tidak hanya menhir tapi juga Bukit Pasuak. Semoga ini membuka cakrawala,” sambungnya.
Festival Maek juga akan dihadiri oleh pakar arkeologi dunia dan koreografer dari Jerman dan Indonesia.
“Konten acara ini adalah kebudayaan, tapi bisa juga untuk promosi pariwisata,” tambahnya.
Selain pertunjukan dan diskusi yang membincangkan karya residensi seniman, festival ini juga akan menampilkan pameran cagar budaya.
Dengan berbagai kegiatan yang dirancang untuk menarik perhatian baik lokal maupun internasional, Festival Maek diharapkan mampu mengangkat nama Sumatera Barat di kancah pariwisata dunia.
Ia optimis bahwa kegiatan ini akan mengubah cara pandang masyarakat terhadap potensi budaya dan sejarah yang dimiliki oleh Maek.
“Dengan adanya festival ini, kami berharap Maek tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena kekayaan budayanya yang luar biasa,” tutup Supardi.