Mitos Dan Manfaat Garam Himalaya Bagi Kesehatan

Kesehatan11 Views

kabarin.co, Jakarta – Tubuh kita membutuhkan garam untuk membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Selain garam meja biasa (regular salt), garam Himalaya tengah menyita perhatian akhir-akhir ini.

Garam Himalaya diklaim mengandung lebih banyak mineral yang dibutuhkan tubuh dan memberikan manfaat bagi kesehatan ketimbang garam yang biasa dikonsumsi sehari-hari.

Mitos Dan Manfaat Garam Himalaya Bagi Kesehatan

Terlebih, selama ini garam biasa disebut-sebut tidak menyehatkan karena telah melewati proses pemutihan dan pemurnian yang mengurangi kandungan gizinya. Belum lagi penggunaan garam yang berlebih di dalam makanan menjadi biang keladi datangnya penyakit.

Berdasarkan rekomendasi WHO, konsumsi garam pada orang dewasa seharusnya kurang dari 5 gram atau setara satu sendok teh per hari. Sementara rata-rata konsumsi garam secara global menembus dua kali lipatnya, yakni 9-12 gram per hari.

Selama masih konsumsi garam dalam batas wajar, tidak perlu khawatir dihantui ancaman penyakit kardiovaskular yang merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia.

Namun, karena garam bisa saja terkandung dalam bermacam-macam makanan yang kita konsumsi, kadang kala menjadi sulit menerapkan batasan minimalnya. Ini menjadikan orang-orang mencari alternatif yang lebih baik dari garam meja, salah satunya beralih ke garam Himalaya.

Lantas benarkah garam Himalaya lebih menyehatkan ketimbang garam dapur biasa?

Garam Himalaya adalah sejenis garam batu yang berasal dari wilayah Punjab di Pakistan, dekat kaki bukit Himalaya. Beberapa orang menggambarkan garam berwarna terang itu sebagai salah satu garam termurni dan diklaim memiliki beberapa manfaat kesehatan.

Secara kimiawi, garam Himalaya mirip dengan garam meja yang mengandung 98 persen natrium klorida, melansir Medical News Today. Sisa kandungan lainnya dalam garam Himalaya terdiri atas berbagai mineral seperti potasium, magnesium, dan kalsium.

Mineral inilah yang memberikan warna pink dan membuat rasanya sedikit berbeda dari garam biasa. Namun demikian, jumlah mineral dalam garam Himalaya sangatlah kecil sehingga tidak memengaruhi kesehatan secara signifikan.

Penggunaan untuk konsumsinya pun pada dasarnya sama, yakni untuk keperluan memasak, membumbui makanan, dan mengawetkan makanan. Beberapa orang juga menggunakan garam Himalaya sebagai campuran air rendaman untuk mandi (bath soak) maupun pemurni udara.

Garam Himalaya disebut merupakan pengganti alternatif garam dapur biasa karena kandungan mineralnya yang memberi manfaat bagi tubuh. Berikut beberapa klaim manfaat kesehatan mengonsumsi garam Himalaya.

1. Kandungan mineral yang tinggi

Beberapa sumber menyebut bahwa garam Himalaya mengandung hingga 84 jenis mineral yang berbeda, mengutip Healthline. Namun bagaimanapun garam Himalaya ini 98 persennya merupakan natrium klorida. Itu berarti hanya sekitar 2 persen kandungan mineralnya.

Mengingat jumlah konsumsi garam tentu relatif sedikit, tentu asupan mineralnya terbatas dan tidak mungkin memberikan manfaat kesehatan yang besar.

2. Mengurangi kadar natrium

Beberapa orang percaya bahwa garam Himalaya lebih rendah natrium ketimbang garam meja biasa. Padahal kedua jenis garam ini mengandung sekitar persentase natrium yang serupa.

Butiran garam Himalaya cenderung lebih besar daripada garam meja, sehingga secara teknis takaran per sendoknya akan lebih sedikit. Rasa garam Himalaya pun sedikit lebih asin daripada garam meja. Kedua faktor ini yang membuat orang akan mengambil takaran garam Himalaya pada makanan lebih sedikit untuk mencapai rasa yang sama.

3. Garam Himalaya lebih murni dan alami

Beberapa orang mengklaim bahwa garam Himalaya lebih alami daripada garam dapur. Klaim ini bisa jadi benar.

Sebelum sampai ke tangan masyarakat, garam putih telah melalui proses penyulingan dan pemutihan untuk mencegah penggumpalan. Sementara garam Himalaya umumnya melalui proses yang alami sehingga tidak mengurangi atau menghilangkan kandungan gizi dan mineralnya.

Namun, jika Anda ingin membeli garam Himalaya untuk keperluan konsumsi, periksa terlebih dahulu label nutrisinya. Sebab kandungan natrium dapat sangat bervariasi tergantung pada merek.

4. Menyeimbangkan pH dan mencegah dehidrasi

Beberapa orang percaya bahwa menambahkan sejumput garam Himalaya ke dalam makanan atau minuman dapat membantu tubuh mencapai keseimbangan cairan dan mencegah dehidrasi.

Namun klaim ini juga merupakan fungsi normal natrium klorida dalam tubuh, sehingga tubuh akan mendapatkan manfaat ini dari segala jenis garam, termasuk garam Himalaya maupun garam dapur.

Menurut penelitian, jumlah mineral dalam garam Himalaya tidak cukup besar untuk dapat memberikan efek pada keseimbangan pH tubuh. Sebab paru-paru dan ginjal sudah mengatur pH tubuh sedemikian rupa tanpa bantuan garam Himalaya sekalipun.

5. Dapat digunakan untuk kecantikan

Selain dikonsumsi, garam Himalaya juga memiliki beberapa manfaat kecantikan yang populer. Garam Himalaya banyak digunakan sebagai campuran air untuk mandi yang diklaim dapat memperbaiki kondisi kulit dan menenangkan otot-otot yang nyeri.

Selain itu, lampu yang terbuat dari garam Himalaya juga disebut dapat menghilangkan polutan dan memurnikan udara yang bermanfaat untuk mengatasi masalah pernapasan.

Garam Himalaya didesain berbentuk balok besar dan diletakkan lilin di dalamnya untuk memanaskan garam. Hasil pemanasan atau evaporasi garam Himalaya itu melepaskan ion negatif dan kemudian menetralisasi debu, kotoran, polutan, dan alergen.

Meski populer, namun belum ada penelitian spesifik yang mendukung penggunaan garam Himalaya untuk fungsi kecantikan dan kesehatan pernapasan ini. Masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengonfirmasi kebenaran dan efektivitas dari klaim tersebut.

Kelima hal tersebut menunjukkan belum ada bukti ilmiah yang menguatkan bahwa garam Himalaya memberikan manfaat signifikan bagi kesehatan dibandingkan dengan garam dapur biasa.

Meskipun demikian, jika Anda ingin menghindari asupan garam meja biasa, garam Himalaya bisa menjadi alternatif yang baik karena mungkin saja dapat membantu mengurangi asupan natrium. Seperti garam lainnya, pastikan untuk mengonsumsinya dalam takaran sedang.

Selain itu, sumber utama yodium tetaplah dari garam biasa. Jadi jika Anda memutuskan mengganti dengan garam Himalaya, Anda harus mendapatkan asupan yodium dari makanan lain seperti rumput laut, ikan, atau produk susu untuk mencukupi kebutuhan yodium.(cnn)