kabarin.co – Antoni Saputra, Alumni sastra Inggris Universitas Andalas (Unand) ini, memang terlahir dalam keadaan difabel (cacat), jenis physical impairment dengan specific congenital muscular dystrophy, tetapi segala keterbatasan fisik yang dialaminya bukanlah halangan bagi Antoni untuk tuntut ilmu hingga ke benua Australia, jenjang S2 hingga saat ini S3.
Pria yang merupakan pegawai Pemerintah Kota (Pemko) Padang, Sumatera Barat. sebelum melanjutkan pendidikan ke Australia ini mengaku cuma bisa menggerakan kepala dan jari yang terbatas.
Meski begitu, Antoni tidak menjadikan keterbatasannya sebagai penghalang. Saat masih kuliah S-1, dia membuka les bahasa Inggris dengan uang bulanan hanya Rp 5.000.
Salah satu orangtua murid kemudian memberi tahu ada program Pemerintah Kota Padang untuk mempekerjakan difabel.
Tawaran itu diterimanya, sebab ingin menunjukkan, penyandang disabilitas juga bisa bekerja di bidang lain.
“Ada justifikasi yang beredar, pengguna kursi roda cocoknya jaga warung atau reparasi elektronik, tukang pijat, dan lainnya,” beber Antoni yang berangkat dari pegawai honorer kemudian diangkat tujuh tahun berselang itu.