Dalam kekacauan itu terjadi aksi tembak menembak antara polisi dengan napi yang menguasai rutan. Pukul 06.00 sejumlah ambulance tiba di rutan dan terlihat sejumlah orang dibawa dengan ambulan. Pukul 09.30 mobil DVI terlihat masuk ke rutan Brimob.
“Kita menghimbau kepolisian harus menjelaskan peristiwa ini dengan transparan tentang apa yang terjadi,” kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu (9/5).
Neta menyatakan publik butuh keterangan tentang berapa korban tewas dan luka kemudian tentang senjata api polisi yang berhasil dirampas napi teroris. Sebab, dari informasi yang diperoleh ada lima sampai tujuh unit senjata api polisi yang dirampas napi teroris dan inilah yang membuat polisi kesulitan mengendalikan situasi karena para napi melakukan perlawanan sengit dengan senjata api rampasan.
“IPW sangat prihatin dengan apa yang terjadi di Mako Brimob.”
Peristiwa ini adalah kekacauan yang kedua di Rutan Mako Brimob. Dan kekacauan ini terjadi beberapa saat setelah Brimob memunculkan kontraversial karena berpatroli mengamankan kantor-kantor partai politik di Semarang.