Tapi tiba-tiba, ia kembali ke dalam ruangan dengan hanya memakai bra dan pakaian dalam sebagai protes dari sesuatu yang ia sebut “oppressive beliefs and discrimination”.
Beberapa hari kemudian, Chai menghadiri sidang skripsi formalnya dan mengenakan kemeja dan celana yang sama saat ia pakai pada sidang pertamanya. Pada sidang kali ini Chai melakukan hal yang sama, dan langsung menelanjangi tubuhnya di dalam ruangan. Ia bahkan meyakinkan para audiens untuk melakukan hal yang sama.
Menurut laporan The Sun, 28 dari 44 audiens yang ada di ruangan turut melepaskan busana yang mereka kenakan, sebagai bentuk dukungan mereka kepada Chai.
“Jujur, aku merasa terharu atas dukungan kalian,” kata Chai kepada para audiens.
Sejumlah mahasiswa bahkan membuat sebuah pernyataan terbuka yang ditujukan kepada profesor Rebekah Maggor. Mereka mengatakan, “Fokus (Maggor) pada pakaian Chai itu tidak berarti apa-apa, tapi justru mengabaikan sesuatu yang lebih penting. Hal ini menunjukkan ketidakprofesionalannya”.
Buntut dari insiden tersebut, Maggor meminta maaf atas pilihan kata-katanya, dan mengakui bahwa ungkapan “celana terlalu pendek” yang disampaikannya kepada Chai memiliki dampak negatif pada kondisi budaya dan politik yang ada di kampus mereka. Sayangnya, pada saat itu Chai telah meninggalkan ruangan sehingga tidak dapat mendengar permintaan maaf dari sang profesor, hingga memicu terjadinya miskomunikasi. Demikian dilansir dari Insider, Jumat (11/5/2018). (epr/oke)