“Saya adalah anak biologis Presiden Soeharto! Saya tidak bisa berdiam diri untuk tidak menyuarakan jeritan rakyat. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk keluar dari Partai Golkar dan memilih untuk memperjuangkan kepentingan rakyat melalui Partai Berkarya,” ujar Titiek lewat pernyataannya kepada wartawan, Senin (11/6).
Selain itu, Titiek juga menjelaskan, selama di Golkar, dia tak bisa mengkritik pemerintah karena partai tersebut mendukung pemerintahan Presiden Jokowi. Kritik yang disampaikan Titiek antara lain tentang tenaga kerja, sumber daya alam, dan narkoba.
“Partai Berkarya harus lulus parliamentary threshold dalam pemilu legislatif tahun depan agar Partai Berkarya dapat melanjutkan cita-cita Pak Harto untuk menyejahterakan bangsa ini, mencerdaskan bangsa ini, menciptakan kehidupan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,” ujar Titiek.
Pernyataan tersebut secara tegas menyampaikan arah politik Titiek yang ingin membangkitkan gaya kepemimpinan sang ayah, Soeharto. Partai Berkarya pun seolah menjadi partai keluarga Pak Harto. Soeharto merupakan pemimpin era Orde Baru di Indonesia. Soeharto memimpin Indonesia selama 32 tahun, tapi tumbang pada 1998 karena gejolak reformasi yang digulirkan berbagai elemen masyarakat. (epr/det)