Presiden PKS: Demokrat Jangan ‘Nyorong-nyorong’ Wapres

kabarin.co – Presiden Partai Keadialan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman, menegaskan partainya akan terus memperjuangkan kadernya yang mungkin bisa jadi calon wakil presiden dalam koalisi yang dibangun dengan Partai Gerindra guna menghadapi Pemilihan Presiden 2019 mendatang.

Tak hanya PKS, lanjut Sohibul, partai lain yang juga ikut  koalisi dengan Gerindra untuk mendukung Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto sebagai calon presiden di 2019 mendatang pun menurutnya berhak melakukan hal yang sama seperti apa yang partainya lakukan. Misalnya Partai Amanat Nasional bila ingin melakukan itu, menurutnya adalah hal yang wajar.

banner 728x90

Presiden PKS: Demokrat Jangan ‘Nyorong-nyorong’ Wapres

Oleh karena itu, ia menyatakan tak tepat jika dibilang PKS mau  koalisi dengan Gerindra syaratnya adalah cawapresnya harus dari PKS atau harga mati. Menurut dia, memperjuangkan seperti itu adalah hal lumrah dalam suatu koalisi.

“Bahasanya jangan harga mati atau apa. Bagi PKS kami perjuangkan dari PKS. PAN memperjuangkan. Ya itu biasa aja,” kata Sohibul di kawasan Jakarta Selatan, Kamis 26 Juli 2018.

Sohibul sempat membicarakan soal Partai Demokrat yang mungin akan ikut berkoalisi  di Pemilihan Presiden 2019 mendatang bersama dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Pada pertemuan tersebut hadir pula Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Zulkifli Hasan dan Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais.

“Ya kalau kami di PKS selalu mengatakan bahwa kita dalam berpolitik ini tentu harus bersama-sama. Jadi ketika Demokrat mau berbicara dengan PKS enggak masalah. Kemarin kan hari Sabtu kemarin, kami ketemuan di Kertanegara, saya, Pak Prabowo, Pak Zul dan Pak Amien, ya temanya membicarakan sikap kami ke Demokrat,” kata Sohibul.

Syarat Berkoalisi

Dalam pertemuan itu, lanjut Sohibul, mereka mau menerima partai Demokrat untuk gabung ke dalam koalisi. Tapi, Partai Demokrat jangan membicarakan soal calon wakil presidennya atau dengan kata lain jangan mengajukan nama untuk jadi cawapres.

“Kami sepakat bahwa ya kami terima Demokrat, tapi waktu itu dibicarakan, kalau Demokrat mau maju (masuk koalisi) ya tentu pembicaraan jangan kemudian ya nyorong-nyorong wakil presiden,” katanya.

Usai melihat pertemuan antara SBY dan Prabowo pada Selasa 24 Juli 2018 lalu, Sohibul merasa Demokrat tidak menyinggung soal cawapres. Sehingga, ia pun bersyukur dan merasa kekuatan partai koalisi yang tidak mendukung Presiden Joko Widodo dengan ini bisa bertambah kuat.

“Dan, alhamdulillah pertemuan Pak Prabowo dengan Pak SBY tak ada itu. Jadi saya kira baik, berarti kekuatan oposisi semakin bertambah,” ujar dia lagi. (epr/viv)

Baca Juga:

Mantan Ketua KPK Abraham Samad Temui Presiden PKS

Sekber Gerindra-PKS Diawali Slogan Ganti Presiden 2019

PKS Ancam Pecah Kongsi dengan Gerindra Jika Tak Dapat Kursi Cawapres

banner 728x90