“Tim pemenangan kami sudah mulai turun termasuk konsolidasi dengan para caleg. Kami telah meminta kepada seluruh jajaran termasuk ormas kami bahwa semua elemen Berkarya harus menangkap sinyal amanat partai. Apa itu? Turun ke lapangan,” kata Naswan kepada redaksi Kabarin, Minggu (21/11).
Naswan menyebut alat peraga kampanye (APK) Partai Berkarya memang belum banyak beredar. Bahkan foto maupun poster caleg mereka juga jarang terlihat. Ia mengakui bahwa perjuangan mereka amat berat melawan sejumlah parpol yang sudah lebih dulu dikenal.
Persoalan APK, kata Naswan, merupakan masalah logistik dari partainya. Namun, dia menegaskan, solusi untuk masalah itu sudah ditangkap oleh DPP Berkarya dan DPW Berkarya DKI Jakarta yang menetapkan wilayah Ibu Kota sebagai target khusus.
“Kami sedang pelajari beberapa titik yang menjadi potensi sebagai basis dan kekuatan Berkarya. Kami pelajari aturan kampanye lalu kita mulai turun sambil memasang spanduk dan baliho,” ujar Naswan.
Pada 14 Oktober lalu Tim Pemenangan DPW Partai Berkarya DKI Jakarta telah mengkaji langkah strategis turun ke lapangan. Dalam kajian tersebut dicetuskan tagline ‘Mari Berkarya Rebut Jakarta’ yang memerintahkan seluruh elemen Berkarya membangun narasi konstruktif agar organ-organ partai memiliki bahasa yang sama saat turun ke masyarakat. (arn)