Gerakan Emas, Inisiatif Emak-Emak Atasi Gizi Buruk

Data World Bank, kata Sara, menyebutkan hampir 9 juta atau 37 persen anak balita yang tercatat di Indonesia terhambat pertumbuhan fisik dan kemampuan berpikirnya. Jumlah ini menempatkan Indonesia dalam peringkat negara ke-lima di dunia dengan prevalensi jumlah terbanyak anak-anak penderita stunting.

Kondisi stunting berdampak pada kegagalan pertumbuhan, keterlambatan kognitif anak, serta produktivitas yang rendah sehingga sulit untuk berkompetisi. Penderita juga mengalami daya tahan tumbuh rendah sehingga berdampak pada resiko gangguan metabolik.

Baca Juga :  Bawaslu Pasaman Gelar Rakor Pencegahan Penyelesaian Sengketa Pemiu 2024

“Dampak gizi buruk ini sangat luas, bukan hanya masa depan anak, tapi masa depan bangsa.  Karena itu perlu perubahan yang radikal dalam upaya pencegahan gizi buruk ini.”

Sara berharap gerakan ini menjadi titik awal gerakan sosial di Indonesia dalam rangka menyadarkan masyarakat terhadap pentingnya bagi ibu hamil dan balita mengonsumsi gizi yang baik seperti susu, tempe, ikan dan kacang hijau. Selain itu, ketersediaan air bersih berkualitas yang terbatas dan kurang baiknya sanitasi menjadi sebagian faktor terjadinya stunting.