“Kita harus mulai berpikir kepada generasi milenial untuk menggunakan digital farming dan digital fishering. Di masa depan kita bisa swasembada dan mandiri di dunia pangan,” kata Kamaluddin dalam diskusi Rabu Biru ‘Petani, Nelayan & Ekonomi Rakyat’ di Prabowo-Sandi Media Center, Jalan Sriwijaya 35, Jakarta, Selatan, Rabu (16/1).
Pemerhati isu pangan dan perempuan Sidrotun Naim mengungkap alasan mengapa anak muda malas bertani. Harga pupuk mahal, benih mahal, tetapi harga komoditas pertanian setelah panen anjlok, hingga susahnya akses permodalan bagi petani dan nelayan, adalah beberapa alasan mengapa anak muda malas bertani.
“Saya juga turun ke petani dan nelayan mereka itu biasanya kalau ngomong, ‘pada saat kita mau menanam ada benihnya, pupuknya dan harganya jangan mahal, dan panen bisa dijual, karena kalau enggak bisa, jadinya dibuang.’,” ujar Sidrotun menjelaskan.
“Karena itu tidak salah juga kalau anak muda tidak mau bertani, karena pupuknya mahal, benihnya mahal, tapi pas dijual harganya jatuh,” jelasnya.