“Bagi kelompok ini, demokrasi adalah paham yang tidak sealiran dengan mereka,” ujarnya.
Dia menyatakan Polri akan terus berupaya untuk melakukan pencegahan atas aksi teror tersebut, salah satunya dengan cara menangkap para terduga teroris.
“Kita tidak ingin ini terjadi di kerumunan massa, bayangkan kalau massa 100 orang saja sudah berapa korban,” ucap Iqbal.
Polisi juga sempat menayangkan video pengakuan terduga teroris berinisial bernama Dede Yusuf alias Jundi alias Bondan.
Dalam video itu, Jundi mengaku memimpin sejumlah orang untuk melakukan serangan teror pada 22 Mei menggunakan bom yang telah mereka siapkan.
“Di situ akan ada kerumunan massa yang merupakan event bagus untuk saya melakukan amaliyah, karena di situ memang merupakan pesta demokrasi yang menurut keyakinan saya adalah sirik Akbar yang membatalkan keislaman,” tutur Jundi dalam tayangan video. (epr/cnn)
Baca Juga:
Amien Rais: Pemerintah Jangan Takuti Kami dengan Bedil, Tank, dan Panser
Partai Berkarya Minta Prabowo Tak Hanya Tolak Pilpres, Tapi Juga Tolak Pileg
Gerindra Ajak Pendukung Prabowo Boikot Hasil Pilpres dengan Tolak Bayar Pajak