kabarin.co – Jakarta, Politisi senior Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menyalahkan aparat kepolisian atas terjadinya kerusuhan dalam aksi massa menolak hasil Pilpres 2019 yang digelar di kawasan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sejak kemarin, Selasa, 21 Mei 2019.
Amien menuding polisi secara ugal-ugalan menembaki massa aksi. Bahkan Amien membawa-bawa nama Partai Komunis Indonesia dalam tudingannya.
Aksi 22 Mei Berujung Rusuh, Amien Rais Minta Polisi Tanggung Jawab
“Saudaraku saya menangis, saya betul-betul sedih, juga marah bahwa polisi-polisi yang berbau PKI telah menembak umat Islam secara ugal-ugalan,” kata Amien dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, Rabu, 22 Mei 2019.
Amien kemudian mengungkapkan, dirinya bersama a umat Islam meminta pertanggungjawaban aparat atas korban yang berjatuhan saat aksi. Dua orang pria yang tampak dalam video lantas meneriakkan bahwa mereka tidak akan terima dan akan melawan. Dalam video lain yang juga diunggah di Instagramnya, Amien juga melontarkan permintaan serupa kepada polisi.
Amien Rais adalah orang yang pertama kali menyerukan ajakan untuk people power kepada para pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dia menuding terjadi kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif dalam pilpres 2019. Belakangan, Amien mengubah istilah people power itu menjadi kedaulatan rakyat.
Video Amien di Instagaram itu menuai reaksi beragam dari netizen. Tak sedikit netizen yang mengkritik dan menganggap Amien memprovokasi, serta menambah suasana kian panas. Padahal, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan sudah mengakui kemenangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
“Pak saran saya ditarik saja yang demo. Enggak worth it itu tumpah darahnya rakyat untuk memenangkan 02. Mohon juga jangan mengompori rakyat, kasihan,” demikian penggalan komentar dari warganet @waoderuby di postingan Amien Rais.
Massa menggelar aksi menolak hasil pilpres 2019 sejak kemarin, Selasa, 21 Mei 2019 di kawasan kantor Bawaslu. Malam usai tarawih massa sempat membubarkan diri, tetapi kemudian berdatangan menjelang tengah malam.
Polisi berusaha memukul mundur massa ke kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Polisi sempat melepaskan gas air mata dan menembakkan senapan, sedangkan massa membalas dengan petasan dan kembang api. Sejumlah orang tak dikenal juga membakar mobil-mobil yang diparkir di depan asrama Brigade Mobil, Petamburan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pagi ini meninjau ke sejumlah lokasi. Anies menyebut enam orang meninggal akibat bentrokan massa aksi dengan polisi kemarin malam dan 200 orang luka-luka. (epr/tem)
Baca Juga:
Polisi Sebut Demo di Bawaslu Rusuh Dipicu Provokator
Anies Baswedan: 6 Orang Tewas dalam Kerusuhan Aksi 22 Mei
Amien Rais: Pemerintah Jangan Takuti Kami dengan Bedil, Tank, dan Panser