“Dia menyetop kendaraan saya, minta diantar ke Babakan, tapi sampai Cilaku minta belok. Ternyata ke rumah Nuryana.” Ia diminta menunggu sekitar seratus meter dari rumah Nuryana. Banyak tetangga melihat kejadian itu. Sekitar sepuluh menit dia masuk rumah dan keluar rumah melanjutkan minta diantar ke Babakan.
Pembawaan Cai santai, pakaiannya rapi. “Duitnya banyak di dompet,” kata Malih.
Saat turun dari motor, Cai mengatakan akan memberi jasa ojek Rp 50 ribu. Tapi ternyata hanya memberi ongkos Rp 42 ribu. “Di tangan dia ada uang dua puluh dua ribu rupiah, yang dua puluh ribu dia ambil dari dompet warna hitam.”
Ia sempat melirik isi dompet Cai. “Perkiraan saya di dompet itu ada lima lembar uang kertas seratus ribuan.”
Kisah Malih mengangkut Jong Fan diceritakannya kepada pengojek di Stasiun Tenjo. “Saya bilang, pagi-pagi dikasih duit Jong Fan nih (sambil menunjukkan uang Rp 42 ribu).”
Teman-temannya tak percaya. “Mereka bilang, ngaco kan Jong Fan masih di penjara,” kata Malih mengutip teman-temannya, sesama pengojek.